Bisnis.com, JAKARTA — Data Bea Cukai China menunjukkan impor kedelai Negeri Panda dari Amerika Serikat merosot 99% pada Desember 2018 menjadi hanya 69.298 ton.
Pencapaian ini membuat impor sepanjang 2018 turun ke level terendah sejak 2008 akibat faktor perang dagang antar kedua negara.
Reuters melansir Jumat (25/1/2019), pengiriman kedelai dari AS pada Desember 2018 turun dari 6,19 juta ton pada Desember 2017. China bahkan tidak mengimpor biji-bijian AS pada November 2018.
Secara keseluruhan, impor kedelai China dari AS mencapai 16,6 juta ton pada 2018. Jumlah ini hanya separuh dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 32,9 juta ton.
Sebaliknya, China mendatangkan 4,39 juta ton kedelai dari Brasil pada Desember 2018, melonjak 126% dari 1,94 juta ton pada setahun sebelumnya.
Biasanya, porsi impor kedelai dari AS mendominasi realisasi impor komoditas tersebut pada kuartal terakhir tiap tahun. Pasalnya, saat itu terjadi panen raya di AS sehingga stok melimpah.
Namun, pembelian turun tajam setelah Beijing memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap impor kedelai AS pada 6 Juli 2018, sebagai bagian dari perang dagang kedua negara. Sebagai gantinya, China meningkatkan impor dari Brasil.
Pada Desember 2018, pembelian kedelai AS dilakukan kembali setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata. Pekan lalu, eksportir AS mengirim enam kapal berisi kedelai ke China, muatan terbesar dalam sepekan terakhir sejak dimulainya perang dagang kedua negara.
Negara Asia Timur itu membutuhkan kedelai terutama untuk menghasilkan pakan ternak. Total impor kedelai China mencapai 88,03 juta ton pada 2018 atau turun 7,9% dari tahun sebelumnya, sekaligus menjadi kontraksi pertama sejak 2011 karena bea masuk yang tinggi dari AS.