Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawan Tekanan Bursa Asia, IHSG Ditutup Berbalik Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,27% atau 17,73 poin di level 6.468,56 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (21/1), IHSG ditutup menguat 0,04% atau 2,68 poin ke level 6.450,54.
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat dan melanjutkan reli di hari keenam berturut-turut, Selasa (22/1/2019), meskipun sempat tertekan sepanjang perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,27% atau 17,73 poin di level 6.468,56 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (21/1), IHSG ditutup menguat 0,04% atau 2,68 poin ke level 6.450,54.

Sebelumnya, IHSG dibuka di zona hijau dengan penguatan tipis 0,03% atau 1,77 poin ke level 6.452,60 pagi, namun berbalik melemah dan terus tertekan di zona merah sepanjang perdagangan sebelum berbalik menguat sesaat sebelum penutupan.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.416,59 – 6.468,56.

Vice President of Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menilai fluktuasi IHSG pada perdagangan hari ini merupakan konsolidasi wajar mengingat pergerakan harga saham sebelumnya.

“(IHSG konsolidasi) karena kan sudah beberapa hari ini menguat,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Selasa (22/1/2019).

Enam dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, dipimpin sektor industri dasar yang menguat 1,42%, disusul sektor konsumer yang menguat 0,74%. Adapun tiga sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor tambang yang turun 1,71%.

Dari 627 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 198 saham menguat, 231 saham melemah, dan 198 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) yang masing-masing naik 0,99% dan 7,78% menjadi pendorong utama atas berlanjutnya penguatan IHSG hari ini.

Adapun onjakan signifikan pada harga saham BDMN hari in iditengarai karena perseroan telah mengumumkan rencana penggabungan usaha dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. (BBNP) pagi ini.

Kedua pihak memiliki hubungan afiliasi yakni memiliki pemegang saham pengendali yang sama, baik secara langsung maupun tidak langsung, yakni MUFG Bank Ltd. atau yang sebelumnya dikenal sebagai Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ atau BTMU.

Penguatan IHSG berbanding terbalik indeks saham lainnya di kawasan Asia yang mayoritas melemah sore ini, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing melemah 0,64% dan 0,47%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 1,18% dan 1,33%.

Dilansir Bloomberg, bursa saham Asia secara keseluruhan melemah pada perdagangan siang ini, ketika investor mencermati serangkaian kabar terbaru tentang pertumbuhan dan perdagangan global.

Kabar bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya menjadi yang terlemah dalam tiga tahun pun memperkeruh sentimen pasar.

Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO) Januari 2019, IMF memperkirakan PDB ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan3,6% pada 2020. Angka tersebut lebih rendah masing-masing 0,2% dan 0,1% dari WEO Oktober 2018. Pertumbuhan tersebut juga lebih lambat jika dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar 3,7%.

IMF menyebutkan revisi turun itu melihat adanya dampak negatif dari kenaikan tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang menyebabkan perekonomian Negeri Panda berpotensi melambat lebih besar dari ekspektasi.

Selain ketegangan perdagangan, potensi no-deal Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan ikut menjadi sentimen pemberat perekonomian tahun ini.

Optimisme mengenai perundingan AS dan China agak menyusut, setelah Bloomberg melaporkan bahwa kedua belah pihak membuat sedikit progres terkait pada isu utama perlindungan kekayaan intelektual.

“Minat terhadap aset berisiko sangat rendah. Biasanya ketika Anda melakukan pembelian ketika sentimen sedemikian tertekan, Anda cenderung akan menghasilkan uang, kecuali ada resesi,” ujar Ajay Kapur, kepala strategi pasar negara berkembang global dan Asia Pasifik di Bank of America Merrill Lynch kepada Bloomberg Television.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup menguat 0,29% atau 1,66 poin ke level 580,90, setelah dibuka rebound 0,04% dan tertekan di zona merah sepanjang perdagangan.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBCA

+0,99%

BDMN

+7,78%

HMSP

+1,07%

TPIA

+4,63%

INTP

+5,27%

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

ASII

-1,50%

BBRI

-0,79%

TLKM

-0,74%

UNTR

-2,79%

BMRI

-0,64%

SumberBloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper