Bisnis.com, JAKARTA – Bursa shaam global melonjak pada akhir pekan lalu, dengan Wall Street membukukan kenaikan di pekan keempat berturut-turut.
Sementara itu, dolar AS membukukan pekan positif pertama sejak pertengahan Desember di tengah optimisme bahwa akhir perang perdagangan AS-China sudah di depan mata.
Bursa saham global didorong oleh laporan Bloomberg yang mengatakan bahwa China berusaha untuk meningkatkan impor barang tahunan dari Amerika Serikat lebih dari US$1 triliun untuk mengurangi surplus perdagangan menjadi nol pada tahun 2024.
Berita tersebut menyusul laporan pada hari Kamis (18/1) bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sedang mempertimbangkan untuk mengangkat sebagian atau semua tarif yang dikenakan pada impor China. Departemen Keuangan kemudian membantah laporan tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 336,25 poin atau 1,38% ke 24.706,35, sedangkan indeks S&P 500 menguat 34,75 poin atau 1,32% ke 2.670,71 dan Nasdaq Composite menguat 72,77 poin atau 1,03% ke 7.157,23.
Sementara reli saham mengangkat semua sektor utama, sektor industri yang sensitif terhadap perdagangan mencatatkan kenaikan terbesar, dengan sektor industri S&P 500 terbesar naik 1,9% pada perdagangan Jumat.
Di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 menguat 1,8%, sedangkan DAX Jerman yang berorientasi pada ekspor ditutup menguat 2,6% dan indeks FTSE Inggris naik 1,95%.
"Tampaknya ada beberapa kemajuan dalam negosiasi perdagangan," ungkap Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB&T Wealth Managemen, seperti dikutip Reuters.
“Sementara itu adalah pengaruh terbesar, kami masih mendapatkan momentum sejak hari pertama perdagangna tahun ini. Sejumlah modal keluar dari pasar tahun lalu akan kembali masuk,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mengunjungi AS pada 30 dan 31 Januari untuk putaran perundingan lanjutan yang bertujuan menyelesaikan perselisihan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini.
Di pasar mata uang, indeks dolar AS berakhir menguat 0,31% akhir pekan lalu, dengan euro turun 0,26% ke level US$ 1,1365.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS naik ke level tertinggi tiga pekan karena investor kembali ke Wall Street. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik ke level 2,7878%, dibandingkan dengan 2,747% pada Kamis malam.
Di pasar komoditas, harga minyak melonjak sekitar 3%, naik setelah OPEC merinci aktivitas pengurangan produksinya untuk mengurangi kelebihan pasokan global.
Minyak mentah Brent naik US$ 1,52 atau 2,48% ke US$62,70 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate menguat US$1,73 atau 3,32% ke level US$53,80 per barel.