Bisnis.com, JAKARTA--- Presiden Joko Widodo menyatakan optimismenya terhadap perkembangan pasar modal Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden ketika menyampaikan pidato dalam acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung BEI, Jakarta, pada Jumat (28/12/2018).
"Melihat akhir penutupan perdagangan di bursa ini, saya ingin menyampaikan optimisme dan optimistis tehadap perkembangan pasar modal yang kita miliki," kata Presiden sambil mengapresiasi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai di atas 6.000.
Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup di level 6.194 menguat 0,06% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Kinerja BEI, ujar Presiden, benar-benar terasa positif kendati kondisi ekonomi global yang sangat dinamis dan sulit diprediksi. Kondisi eksternal, sambungnya, mempengaruhi secara psikologis pasar modal Indonesia.
Saat menyampaikan pidato, Presiden mengaku telah mendapatkan bisikan bahwa kinerja IHSG merupakan kinerja bursa terbaik kedua di dunia di tengah pasar saham dunia yang lesu. Di samping itu, Presiden mengatakan jumlah perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI yang terbanyak sejak 1995 merupakan sesuatu yang patut disyukuri.
"Optimisme yang terjadi di BEI ini juga menunjukkan bahwa ekonomi kita berada pada transisi dari konsumtif ke produktif, dari yang kurang berkualitas menjadi berkualitas, meskipun kita tahu ekonomi global tidak mendukungnya. Ini semua terjadi karena kerja sama, karena kolaborasi, karena sinergi antara sektor moneter, sektor fiskal, dan sektor riil industri dan dunia usaha," kata Presiden.
Kepala Negara berharap pasar modal Indonesia bisa menjadi barometer pasar saha yang tangguh, sehat dan terus melaju. Pada perdagangan Jumat (28/12/2018), IHSG ditutup menguat 0,66% ke level 6.194,49.