Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RIMO Incar Rp642 Miliar dari Private Placement

Emiten properti, PT Rimo International Lestari Tbk. mengincar dana hingga Rp642 miliar melalui skema private placement dalam dua tahun ke depan.
RIMO
RIMO

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti, PT Rimo International Lestari Tbk. mengincar dana hingga Rp642 miliar melalui skema private placement dalam dua tahun ke depan.

Direktur Utama Rimo International Lestari Teddy Tjokrosapoetro mengatakan, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement) mencapai 4,14 miliar, dengan harga pelaksanaan Rp155 per saham, target dana  kurang lebih Rp642 miliar.

Dia menjelaskan private placement tersebut akan digunakan untuk modal kerja, melunasi sebagian utang dan pembelian tanah hingga operasional perseroan.

"Target Rp642 miliar. [Pembelian tanah] untuk di lokasi proyek-proyek yang sudah ada sekarang seperti Mempawah Kalbar, Serang, Banjarmasin, Puncak dan lain-lain," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (14/12).

Dia menambahkan, pihak yang menyerap aksi private placement adalah Benny Tjokrosaputro dan Teddy Tjokrosapoetro.

Untuk private placement tahap pertama, emiten bersandi saham RIMO berhasil mengantongi dana senilai Rp100,75 miliar, atas penerbitan 650 juta. Adapun yang menyerap saham yang diterbitkan itu adalah Benny Tjokrosaputro. Benny Tjokrosaputro adalah komisaris utama di PT Hanson International Tbk. (MYRX).

Pada 2017, RIMO melalui entitas anak PT Tri Kartika memiliki lahan seluas 16,64 ha di Desa Sungai Purun Besar, Mempawah, Pontianak. Kemudian, sampai dengan September 2018, lahan yang sudah dimiliki di Mempawah seluas 296,46 ha. Bila dihitung dengan lahan di Desa Sungai Burung, Kalbar, maka total lahan RIMO di dua desa itu mencapai 813,37 ha.

Perseroan juga memiliki lahan seluas 160,15 ha di Balikpapan, Kalimantan Timur. Selain itu, RIMO juga memiliki lahan seluas 296,2 ha di Desa Sepayung, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan lahan seluas 127,23 ha di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Di sisi lain, dalam laporan keuangan September 2018, nilai penjualan RIMO mencapai Rp433,28 miliar, naik 2,2 kali lipat year on year, dari posisi Rp192,54 miliar. Adapun beban pokok penjualan perseroan mencapai Rp261,96 miliar, naik 132% dari posisi Rp112,43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari segmen penjualan, kontribusi paling besar perseroan adalah penjualan apartmen senilai Rp412,6 miliar, sisanya adalah sewa, hotel, makanan & minuman, dan lain-lain. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp116,71 miliar, atau turun 1% dari posisi Rp117,89 miliar pada September 2018.

Teddy mengatakan, peningkatan pendapatan yang naik signifikan karena perseroan baru saja memulai bisnis properti, dari sebelumnya peritel.  Dia pun menginginkan pertumbuhan yang lebih stabil pada jangka panjang.

"Tahun 2017, mesinnya baru mulai. Tahun ini, sudah mulai panas dan tahun depan jalan perlahan, supaya tahun berikutnya lari kencang," ungkap Teddy.

Dia pun memproyeksikan, pertumbuhan penjualan dan laba pada 2019 paling sedikit tumbuh hingga 10%. Namun, Teddy mengharapkan, pertumbuhan penjualan pada tahun depan sama dengan tahun ini, meskipun ada tantangan pada tahun politik dan pemilihan presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper