Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GGRM Beli Lahan Rp1,08 Triliun untuk Pengembangan Bandara Kediri

Entitas PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melakukan transaksi afiliasi terkait aset tanah senilai Rp1,08 triliun pada pekan pertama Desember 2018. Transaksi lahan itu berkaitan dengan rencana perusahaan mengembangkan bandara di Kediri, Jawa Timur.
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan rokok tersebut berencana membangun bandara komersil di wilayah Kediri dengan panjang runway 2.300 meter untuk penerbangan pesawat jenis boeing airbus berpenumpang 128-130 orang./Antara-Prasetia Fauzani
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan rokok tersebut berencana membangun bandara komersil di wilayah Kediri dengan panjang runway 2.300 meter untuk penerbangan pesawat jenis boeing airbus berpenumpang 128-130 orang./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA—Entitas PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melakukan transaksi afiliasi terkait aset tanah senilai Rp1,08 triliun pada pekan pertama Desember 2018. Transaksi lahan itu berkaitan dengan rencana perusahaan mengembangkan bandara di Kediri, Jawa Timur.

Dalam surat bertanggal 6 Desember 2018, Direktur Gudang Garam Heru Budiman dan Istata T. Siddharta menyampaikan transaksi afilisasi yang melibatkan tiga perusahaan, yakni PT Surya Dhoho Investama (SDHI), PT Bukit Dhoho Indah (BDI), dan PT Puri Dhoho Kediri (PDK).

“Perseroan mengumumkan informasi atas transaksi afiliasi yang telah dilakukan oleh SDHI, anak usaha yang 99,99% sahamnya dipegang GGRM,” paparnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (13/12).

Transaksi afiliasi itu adalah pengalihan aset tanah milik BDI dan PDK kepada SDHI sejumlah Rp1,08 triliun. BDI menjual aset tanah seluas 2,78 juta meter persegi (m2) di Kec. Banyakan, Kediri, dengan nilai Rp1,01 triliun.

Pembayaran oleh SDHI dilakukan dengan dua cara. Pertama, SDHI memberikan aset tanah senilai Rp448,74 miliar kepada BDI. Kedua, SDHI membayar tunai Rp561,47 miliar kepada BDI.

Adapun, PDK menjual tanah seluas 258.900 m2 di Kec. Grogol, Kediri, senilai Rp76,27 miliar. Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah tanggal perjanjian dengan cara transfer ke rekening PDK.

Transaksi pengalihan aset ke SDHI bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, BDI telah menjual aset tanah seluas 2,68 juta m3 di Kec. Grogol dan Kec. Banyakan ke SDHI dengan nilai Rp845,313 miliar.

Heru dan Istata menyebutkan, sehubungan dengan rencana pembangunan Bandar Udara, SDHI masih memerlukan lahan untuk pengembangan fasilitas tersebut. Adapun, total transaksi pembelian lahan SDHI mencapai Rp1,93 triliun dengan luas sekitar 5,72 m2.

Sebelumnya, Istata menuturkan, pengerjaan pembangunan proyek bandara membutuhkan waktu dua tahun lebih. Sumber pendanaan berasal dari arus kas perseroan yang dihasilkan setiap tahun. Di dalam pipeline awal, pekerjaan fisik direncanakan dimulai pada 2018, sehingga landasan pacu dan terminal dapat rampung pada 2020.

“Untuk total kebutuhannya [pengembangan bandara] berapa yang jelas di atas Rp1 triliun dan kurang dari Rp10 triliun," katanya pada 28 Agustus 2018.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menyampaikan, arus kas GGRM diperkirakan masih tetap solid meskipun perusahaan mengeluarkan belanja modal baru untuk pengembangan Bandara Kediri. Capex itu akan dikeluarkan secara bertahap setiap tahun.

“Kami menilai dampak pengembangan bandara minim terhadap kondisi keuangan GGRM,” tuturnya.

Capex untuk pengembangan bandara diperkirakan sebesar Rp2 triliun yang dibagi dalam lima tahun. Adapun, pada 2019 diestimasi GGRM mengalokasikan capex 3,3% dari pendapatan atau senilai Rp3 triliun.

“Capex ini masih dapat dikelola, karena siklus capex yang tinggi pada 2013—2015 sudah terlewati,” imbuhnya.

Per September 2018, laba bersih GGRM meningkat 6,33% yoy menjadi Rp5,76 triliun dari posisi per September 2017 sebesar Rp5,42 triliun. Jumlah kas dan setara kas pun meningkat menjadi Rp2,64 triliun dari sebelumnya Rp1,85 triliun.

Christine memprediksi, pada 2018 laba bersih mencapai Rp8,01 triliun dan 2019 sebesar Rp10,7 triliun. Dia merekomendasikan beli saham GGRM dengan target harga Rp101.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper