Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Restui Obligasi Wajib Konversi BNBR Rp9,38 Triliun

Bursa Efek Indonesia merestui Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang dilakukan PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) sebanyak 146,63 miliar lembar saham. Total nilai konversi mencapai Rp9,38 triliun.
Kantor BNBR
Kantor BNBR

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bursa Efek Indonesia merestui Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang dilakukan PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) sebanyak 146,63 miliar lembar saham. Total nilai konversi mencapai Rp9,38 triliun.

Dalam keterbukaan informasi Selasa (11/12/2018), P.H. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Rian Ardhi Redhite menyampaikan, direksi Bursa Efek Indonesia melalui surat bertanggal 4 Desember 2018 telah menyetujui pencatatan saham tambahan dan pra-pencatatan dalam rangka OWK.

“Jumlah saham yang dikonversi sebanyak-banyaknya 146.628.907.300 saham,” paparnya, Selasa (11/12).

Pada Rabu (12/12), saham tambahan sebanyak 8,655 miliar akan diterbitkan dan dicatatkan di BEI. Saham seri E ini memiliki nilai nominal Rp64 per saham. Dengan adanya penerbitan ini, seluruh saham BNBR di BEI berjumlah 20,77 miliar.

Adapun, pra-pencatatan saham dari OWK sejumlah 137,97 miliar saham dengan nominal Rp64. Saham tersebut dapat diperdagangkan setelah dilakukan penukaran (exercise) dari OWK tersebut. 

Berdasarkan keterangan perseroan, Rian menyampaikan, saham hasil OWK tersebut tidak akan diperdagangkan di BEI sekurang-kurangnya 1 tahun sejak diterbitkan.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BNBR Achmad Amri Aswono Putro menyampaikan, perseroan kini akan fokus menyelesaikan restrukturisasi utang sejumlah Rp9,38 triliun setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 21 November 2018, 66,69% forum menyetujui aksi korporasi tersebut.

Total saham baru yang diterbitkan sebesar 146,63 miliar lembar saham atau 92,37% dari modal ditempatkan dan disetor.

Pada tahun depan perusahaan mengupayakan restrukturiasi utang kepada 1-2 debitur. Dua utang yang akan direstrukturiasi masing-masing senilai Rp6 triliun dan Rp1,8 triliun.

“Tahun depan kami ada rencana restrukturisasi utang Rp6 triliun dan Rp1,8 triliun, kemungkinan pakai buku [laporan keuangan] per Desember 2018. Namun, kami fokus yang ini [Rp9,38 triliun] dulu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper