Bisnis.com, JAKARTA – China dinilai melakukan kesalahan dengan menerapkan tarif pada komoditas kedelai langsung ketika terlibat dalam perang dagang dengan Amerika Serikat dan saat ini harus berfokus pada masalah yang ada tanpa terlibat dalam politik.
Long Yongtu, Mantan Pejabat China yang ikut melakukan negosiasi ketikan China ingin masuk ke dalam Organisasi Dagang Dunia (WTO) mengatakan hal itu. Ketika AS menerapkan tarif pada awal tahun ini, Long menyebutkan bahwa China seharusnya hanya melakukan pembalasan terhadap ekspor pertanian AS sebagai upaya pembalasan terakhir.
“Berdasarkan pengalaman perang dagang AS dan China, menurut saya produk pertanian sangat sensitif, dan kedelai menjadi salah satu komoditas yang paling sensitif. Seharusnya China menghindari menaruh kedelai sebagai target di awal,” ungkapnya, dikutip dari Bloomberg, Selasa (20/11/2018).
Menurut Mantan Wakil Menteri Perdagangan China itu, tarif China pada komoditas kacang-kacangan itu membuat petani AS kesulitan untuk menjual pasokannya dan malah justru terlihat sebagai upaya menggoyahkan dukungan kepada Presiden AS Donald Trump yang memenangkan pilihan dari sebagian besar petani pada 2016 silam.
Keputusan China untuk menargetkan kedelai dalam daftar tarif membuat banyak orang berpikiran bahwa hal itu merupakan suatu motif selain untuk membalas AS dalam perang dagang.
“Ketika mendiskusikan soarl tarif, mari berfokus hanya pada tarif. Ketika bernegosiasi tentang industri mobil, fokuslah ke industri mobil,” paparnya. Menurutnya, tidak akan ada keputusan yang akan dibuat kalau negosiasinya melibatkan isu politik.