Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong ditutup melemah pada perdagangan Rabu (14/11/2018) setelah data ekonomi Chiana menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi, sementara harga minyak global turun, menyeret saham energi.
Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,5% ke level 25.792,87, sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises turun 0,7% ke posisi 10.478,71.
Dilansir Rueters, gambaran beragam ekonomi China dirilis pada Rabu, dengan data resmi menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan, namun output industri dan investasi aset tetap bertahan.
Data muncul setelah China melaporkan penurunan tajam pada pertumbuhan kredit di bulan Oktober pada hari Selasa, yang menunjukkan pelemahan ekonomi.
Sementara itu, investasi real estat turun ke level terendah dalam 10 bulan di China, menurut data yang dirilis pada hari Rabu. Tetapi harga saham di sektor properti di Hong Kong sebagian besar tetap tidak terpengaruh, dengan sub indeks properti Hang Seng ditutup naik 0,6%.
Ben Kwong, kepala penelitian di KGI Asia mengatakan bursa Hong Kong terpukul oleh sejumlah risiko baik di dalam negeri maupun global pada hari Rabu.
"Di satu sisi, data di China menunjukkan perlambatan ekonomi. Di sisi lain, saham AS tidak berkinerja dengan baik. Selain itu, harga minyak global jatuh lebih cepat, yang membuat orang khawatir tentang perlambatan ekonomi global," ungkap Ben, seperti dikutip[ Reuters.
Pasar saham China daratan, yang tutup satu jam lebih awal dari Hong Kong, menandakan kejatuhan di Hang Seng. Indeks Komposit Shanghai turun 0,9 persen, sedangkan saham blue-chip CSI300 mundur 1 persen.