Bisnis.com, JAKARTA-Musim ini membawa keberuntungan bagi China dalam perang dagang dengan Amerika Serikat karena kemunculan El Nino, yang membuat Brasil mampu memasok kedelai lebih dari biasanya.
Dengan fenomena tersebut, Brasil kini bisa memenuhi permintaan besar-besaran dari China sehingga bisa sepenuhnya menghindari pasokan AS.
"Kondisi musimnya cocok untuk pertanian di Mato Grosso, wilayah produsen kedelai teratas di Brasil. Adapun, outlooknya juga baik hingga pertengahan Desember mendatang, ketika musim panen dimulai," ungkap Celso Oliviera, ahli meteorologi di Somar Sao Paulo.
Oliviera menambahkan bahwa kemungkinan akan ada sedikit hujan, tapi cuaca akan cenderung cerah dan cocok untuk panen kedelai.
Berdasarkan data Menteri Perdagangan Brasil, dalam sembilan bulan pertama 2018, dengan terus memanasnya perang dagang antara AS dan China, Brasil sudah mengirim 15% kedelai lebih banyak ke China dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017.
"Dengan penanaman yang hampir usai di Mato Grosso, para petani kemungkinan akan mulai panen sebelum Natal daripada akhir tahun seperti biasanya," kata Daniele Siqueira, analis di konsultan AgRural.
Baca Juga
Hal itu mengindikasikan akan ada lebih banyak kedelai yang dipanen pada akhir Januari dibandingkan dengan biasanya.
"Dengan penanaman saat ini yang tengah di laju tercepatnya, kemungkinan akan ada jumlah panen yang mencapai rekor pada Januari jika cuacanya masih mendukung untuk turun ke lapangan," paparnya.
Petani bisa melakukan pengiriman kedelai pada Januari agar mendapat harga yang lebih baik dibandingkan jika dikirim pada bulan-bulan selanjutnya.
Pada Oktober menurut Siqueira, produsen menjual kedelai untuk pengiriman Januari dengan harga lebih tinggi 2,8% dibandingkan dengan pengiriman pada Februari.
Pada penutupan perdagangan Jumat (9/11) harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) mengalami kenaikan 7,75 poin atau 0,88% menjadi US$886,75 sen per bushel dari sesi dagang sebelumnya.
Sepanjang tahun ini harga kedelai mengalami penurunan 8,04%.