Bisnis.com, JAKARTA - Pasar reksa dana syariah ramai dengan peluncuran produk baru.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada bulan ini terdapat empat produk baru yang diluncurkan manajer investasi.
Keempat produk tersebut adalah Reksa Dana Syariah Minna Padi Amanah Saham Syariah, Reksa Dana Syariah Terproteksi HPAM Smart Syariah Protected II, Reksa Dana Syariah Terproteksi PNM Investa 19, dan Reksa Dana Syariah Bumiputera Mitra Kas Fadhila.
"Kami sudah luncurkan produk tersebut beberapa waktu lalu, dengan target dana kelolaan senilai Rp200 miliar dalam satu tahun," Fadli, Manajer Investasi PT Minna Padi Aset Manajemen saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (8/11/2018).
Peluncuran produk baru menjadi salah satu strategi manajer investasi untuk meningkatkan dana kelolaan alias asset under management (AUM), mengingat sejauh ini pertumbuhan industri reksa dana syariah masih minim.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana syariah per September lalu tercatat hanya Rp31,79 triliun. Terpaut cukup jauh dibandingkan NAB reksa dana konvensional yang mencapai 463,29 triliun.
Jumlah produk yang beredar juga cukup kecil yakni sebanyak 213 produk untuk reksa dana syariah. Sedangkan reksa dana konvensional memiliki 1.822 produk yang beredar.
Fadli menilai, salah satu penyebab kurang agresifnya perkembangan reksa dana syariah adalah karena kurangnya sosialisasi serta pilihan portofolio yang lebih sedikit dibandingkan reksa dana konvensional.
Dari sisi kinerja atau imbal hasil, kata dia, reksa dana jenis ini tidak terlalu buruk. "Bahkan di saat terjadi krisis reksa dana syariah bisa dibilang lebih stabil kinerjanya," ujarnya.
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja indeks reksa dana saham syariah sepanjang pekan lalu cukup positif, yakni 0,11%. Sementara itu, indeks reksa dana campuran syariah sebesar 0,81%, pendapatan tetap 0,53%, dan pasar uang -0,04%.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, peluncuran produk baru merupakan hal yang biasa dilakukan oleh manajer investasi sepanjang waktu. "Selain karena kebutuhan bisa juga produk diluncurkan untuk melengkapi produk yang ada," kata dia.
Menurutnya, market tidak terlalu mempengaruhi keputusan perusahaan untuk menentukan jenis produk baru yang akan dirilis. Sebab bagaimanapun reksa dana dengan aset dasar saham dan obligasi selalu dimiliki oleh manajer investasi.