Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja emiten perunggasan diperkirakan masih positif pada kuartal IV/2018 seiring dengan kenaikan harga DOC, penurunan harga bungkil kedelai, dan rencana pemerintah mengizinkan afkir dini ayam petelur.
Research analyst Henan Putihrai Sekuritas Anissa Septiwijaya menyampaikan, pendorong kinerja emiten perunggasan per September 2018 ialah kenaikan pendapatan yang didorong dari peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ ASP) produk DOC. Peningkatan ASP ini disebabkan berkurangnya pasokan di tengah permintaan yang meningkat.
Di sisi lain penurunan harga bungkil kedelai juga membuat beban produksi emiten unggas tidak terlalu meningkat tajam, sehingga margin masih bisa terjaga. Sentimen ini mendorong raihan laba bersih perusahaan.
“Untuk kinerja kuartal IV/2018 kami perkirakan masih akan positif, hal tersebut didorong dengan naiknya ASP, serta menjelang perayaan natal dan tahun baru di akhir tahun diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi,” ujarnya kepada Bisnis.com akhir pekan lalu.
Dia menyampaikan, sentimen emiten perunggasan kian positif seiring dengan rencana Kementerian Pertanian memberikan lampu hijau untuk afkir dini ayam petelur. Hal ini dapat membuat pengurangan pasokan, sehingga harga lebih stabil.
Dari sisi saham, Anissa memilih JPFA karena kemampuan perusahaan menjaga margin dengan stabil.
Perilah kinerja keuangan, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) sebagai pemimpin pasar perunggasan membukukan pendapatan Rp39,38 triliun per September 2018, naik 5,08% yoy dari sebelumnya Rp37,48 triliun. Laba bersih melonjak 79,47% yoy menjadi Rp3,47 triliun dari per kuartal III/2017 sebesar Rp1,93 triliun.
CPIN juga berhasil menekan beban pokok pendapatan 1,34% yoy menuju Rp32,49 triliun dari sebelumnya Rp32,94 triliun. Salah satu beban yang dikurangi ialah promosi dan iklan menjadi Rp137,02 miliar dari sebelumnya Rp207,72 miliar.
Per September 2018, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) meraih pendapatan Rp25,34 triliun, tumbuh 16,79% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp21,69 triliun. Adapun, laba bersih melonjak 108,39% yoy menuju Rp1,67 triliun dibandingkan per September 2017 senilai Rp802,36 miliar.
Adapun, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) membukukan pendapatan Rp4,84 triliun, naik 19,55% yoy dari sebelumnya Rp4,05 triliun. Laba bersih melonjak 6.642,24% yoy menuju Rp186,76 miliar dibandingkan per kuartal III/2018 senilai Rp2,77 miliar.
Analis: Kinerja Emiten Unggas Masih Moncer pada Kuartal IV/2018
Kinerja emiten perunggasan diperkirakan masih positif pada kuartal IV/2018 seiring dengan kenaikan harga DOC, penurunan harga bungkil kedelai, dan rencana pemerintah mengizinkan afkir dini ayam petelur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Target Harga dan Prospek PGAS Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu
Bos Ancol (PJAA) Bicara Dampak Kenaikan PPN 12% pada 2025
6 jam yang lalu
Cek rekomendasi analis, Saham GoTo berpotensi Naik
6 jam yang lalu