Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menggandeng Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) untuk dapat meningkatkan porsi investasi dana pension pada instrumen saham. Selama ini, pengelola dapen cenderung melirik instrumen fixed income untuk berinvestasi.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menyampaikan sinergi ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan secara masif oleh BEI-ADPI. Sebelumnya, BEI hanya melakukan pendekatan pada institusi-institusi pengelola dengan nilai kelolaan dapen yang besar.
“Kami undang pelaku, pendiri, dan pengawas pengelolaan dana pension. Kami adakan seminar dan edukasi untuk memaksimalkan investasi pada instrumen saham. Dari tahun ke tahun, alokasi investasi dari dana pengelolaan dapen di pasar modal masih minim,” ujar Hasan di Jakarta, Kamis (1/11).
Hasan menyampaikan hanya sekitar 11,91% dari total kelolaan dapen yang diinvestasikan di pasar modal. Kendala terbesar yang membuat pengelola dapen belum melirik pasar modal, menurutnya, adalah tingkat confident pada kinerja pasar modal Indonesia.
Padahal, Hasan menyebut return yang dapat dikoleksi dari pasar modal nasional merupakan salah satu yang terbaik pada level global.
BEI mencatat porsi investasi dapen pada saham masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan 30% investasi dapen pada Surat Berharga Negara (SBN) sehingga sisanya dapat didiversifikasi.
Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri menyampaikan di masa depan, pengelola dapen harus lebih memahami prinsip investasi yaitu menyebar pada berbagai produk dan portofolio agar dapat menekan risiko.
“Di pasar saham, pengelola memiliki opsi untuk investasi pada nilai perusahaan, potensi pertumbuhan perusahaan, maupun mengincar dividen. Dapen itu kan karakteristiknya jangka panjang, instrumen saham ini merupakan pilihan tepat,” jelas Suheri.