Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Direktur baru PT Indosat Tbk. Chris Kanter berkomitmen mempercepat belanja dan investasi untuk mengakselerasi pertumbuhan perseroan. Salah satu fokus mantan Komisaris Independen Indosat tersebut adalah memperkuat basis 4G.
Dalam paparannya, Chris menyampaikan sebagai langkah awal, dia telah meminta pembentukan tim baru di jajaran direksi. Chris memprediksi perseroan membutuhkan belanja modal sampai US$2 miliar hingga 2019 untuk melakukan transformasi total.
"[Komitmen kami] adalah soal network. Untuk 4G overlay kalau bisa target kami akhir tahun ini selesai, sampai tahun depan, dalam dua tahun ini kira-kira [kebutuhan] bisa US$2 miliar lebih. Tapi saya masih hitung kembali. Fokus saya adalah people, uang, dan proses," ungkap Chris di Jakarta, Kamis (18/10).
Chris menyebut perseroan belum mendetilkan kebutuhan apa saja yang dimaksud, tetapi dia memastikan pemegang saham perseroan yaitu Ooredoo Asia Pte. Ltd. memberikan keleluasaan soal skema penyediaan dana.
Sebagaimana diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Indosat menunjuk Chris Kanter sebagai Presiden Direktur Indosat yang baru menggantikan Joy Wahjudi yang telah mengajukan pengunduran diri sejak September 2018.
Chris bukan orang lama di jajaran manajemen emiten dengan sandi ISAT tersebut. Dikenal sebagai petinggi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Chris juga merupakan komisaris Indosat yang telah menjabat selama 5 tahun.
Chris menjelaskan dengan pemegang saham terbesarnya yaitu Ooredoo, ISAT tidak memiliki isu tertentu terkait belanja modal. Kendati demikian, proses belanja modal yang telah disetujui pemegang saham tersebut kerap berjalan lambat dalam 2 tahun terakhir.
“Saya ingin transformasi besar-besaran, benar-benar masuk ke dalam yang mana itu tidak mudah,” kata Chris.
Chris mengatakan telah ada 19 hal yang akan ditransformasikan yang telah diidentifikasi oleh manajemen baru ISAT. Namun dia belum dapat mendetilkan rencana rinci soal perubahan yang akan dilakukan perseroan.
Adapun, pada saat yang sama, mantan Presdir Indosat Joy Wahjudi menyampaikan kinerja perseroan pascakebijakan registrasi kartu prabayar akan lebih baik. Dampak dari ketentuan tersebut tidak akan berlangsung lama.
Sebagai catatan, ISAT membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp693,7 miliar pada semester I/2018, dari posisi laba senilai Rp784,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perubahan laba menjadi rugi disebabkan adanya penurunan pendapatan operasional. Pendapatan emiten bersandi saham ISAT tercatat senilai Rp11,06 triliun pada semester I/2018, turun 26,8% atau setara Rp4,04 triliun dari semester I/2017.