Bisnis.com, JAKARTA -- Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (9/10/2018), pasar obligasi akan dibuka melemah dengan potensi terus melemah.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa pelemahan ini masih seiring sejalan dengan tren jangka panjang. Sentimen yang menghangat adalah Afrika Selatan mungkin akan diminta untuk bertemu dengan IMF apabila utang meningkat, tetapi tanpa adanya sumber penerimaan yang baru.
Hal ini berpotensi untuk membuat gejolak di pasar emerging market berikutnya, yang dapat menyebabkan melemahnya kembali rupiah ke depannya.
Beralih ke dalam negeri, para pelaku pasar dan investor akan mulai terfokus kepada lelang yang diadakan pemerintah hari ini serta pelemahan rupiah yang masih terus mengalami pelemahan. Pelemahan hari ini akan menjadi sebuah alasan bagi investor untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi.
"Dengan pasar obligasi yang masih melemah, kami merekomendasikan untuk mengikuti lelang dengan terfokus kepada jangka pendek, tetapi tetap koleksi obligasi jangka panjang dalam porsi yang kecil. Kami merekomendasikan jual hari ini," kata Nico dalam riset harian, Selasa (9/10/2018).
Adapun, pada perdagangan kemarin, total volume transaksi menurun, tetapi total frekuensi naik dibandingkan dengan hari sebelumnya di tengah pelemahan pasar obligasi kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi <1 tahun, diikuti dengan 1 – 3 tahun dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga 20 tahun.
Pasar obligasi kemarin mengalami pelemahan karena, terlepas dari masih tingginya sentimen global, lelang yang diadakan pemerintah hari ini cukup mempengaruhi pergerakan harga obligasi kemarin.
Pada perdagangan pasar global, imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Peru (2,59%, +0,0). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Brasil (10,80%, -51,0).
Imbal hasil wilayah Zona Eropa ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Italia (3,56%, +14,3). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Austria (0,72%, -4,4).
Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Indonesia (8,37%, +12,6). Penurunan imbal hasil terbesar ada di India (7,97, -6,4).
Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup melemah di 8,50% dibandingkan hari sebelumnya pada level 8,37%.