Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Melemah Setelah Rilis Data Pekerjaan AS

Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi) setelah data untuk September menunjukkan kenaikan lapangan pekerjaan AS jauh lebih rendah dari perkiraan. Sementara itu, kenaikan upah melambat secara tahunan, mengurangi kekhawatiran tentang kenaikan besar inflasi.
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi) setelah data untuk September menunjukkan kenaikan lapangan pekerjaan AS jauh lebih rendah dari perkiraan. Sementara itu, kenaikan upah melambat secara tahunan, mengurangi kekhawatiran tentang kenaikan besar inflasi.

Data menunjukkan non farm payrolls (NFP) meningkat 134.000 pekerjaan bulan lalu, paling sedikit dalam setahun, meskipun data untuk Juli dan Agustus direvisi untuk menunjukkan 87.000 pekerjaan lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya.

Adapun, penghasilan per jam rata-rata meningkat delapan sen atau 0,3% pada September, setelah naik 0,3% juga pada bulan sebelumnya.

Dengan peningkatan September di bawah kenaikan 0,5% yang tercatat selama periode yang sama tahun lalu, menurunkan peningkatan upah tahunan menjadi 2,8% dari 2,9% pada Agustus. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari sembilan tahun.

“Inflasi upah merayap lebih tinggi, tetapi belum dipercepat karena pasar takut,” kata Russell Price, ekonom senior di Ameriprise Financial Services di Troy, Michigan, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (6/10/2018).

Investor telah mengamati indikasi bahwa upah dapat meningkat dengan lebih cepat karena perusahaan –termasuk Amazon–, menaikkan upah minimum.

Namun, data terlihat solid dan mendukung Federal Reserve yang terus mengetatkan kebijakan moneter.

“Tidak ada perlambatan material dalam perekonomian AS. Angka-angka ini akan mengonfirmasi the Fed tetap di jalur kenaikan suku bunga stabil,” ujar Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Pioneer Asset Management di Boston.

Dolar membalikkan arah beberapa kali sebelum menetap di level lebih rendah setelah data pekerjaan dirilis. Indeks dolar jatuh ke level 95,516, dari sekitar 95,770 sebelum data dirilis, sebelum naik kembali ke 95.678.

Pernyataan hawkish The Fed dan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat telah mendukung greenback dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan dramatis dalam imbal hasil Treasury pekan ini yang dapat menarik investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi juga dipandang sebagai positif untuk mata uang AS.

“Tentu saja hasil yang lebih tinggi ini memberikan tawaran yang lebih baik untuk dolar AS di seluruh perdagangan,” kata Dean Popplewell, kepala strategi mata uang di Oanda di Toronto.

Dengan kekuatan baru-baru ini, investor juga cenderung berhati-hati tentang posisi pendek dolar AS menjelang akhir pekan panjang, lanjut Popplewell. Dia menambahkan bahwa ‘ada permintaan yang bagus untuk dolar AS pasti pada kemunduran’.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper