Bisnis.com, JAKARTA - PT Valbury Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan berpotensi bergerak di zona positif dengan sedikit meredanya konflik perdagangan AS-China.
Mengutip riset yang diterima pagi ini, Kamis (13/9/2018), Valbury melihat katalis yang mampu menopang IHSG tetap dihadapi sentimen pasar dari global yang terus menghadirkan ketidakpastian akan berakhirnya konflik perdagangan AS-Cina. Ada indikasi sentimen tersebut sedikit mereda, maka peluang pasar Asia bisa membaik setelah Dow Jones ditutup menguat kemarin. Sentimen ini diharapkan dapat menjadi topangan bagi IHSG melaju ke zona positif pada hari ini.
Sentimen pasar dari dalam negeri, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengakui tingginya impor barang konsumsi menjadi penyebab meningkatnya defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Pemerintah menduga bahwa banjiran impor tersebut salah satunya diakibatkan saluran digital atau online. Untuk itu, pemerintah menerapkan kebijakan menghilangkan rintangan dalam investasi dan membuat Online Single Submission.
Gejolak rupiah yang kini sedang dihadapi Indonesia membuat beban utang pemerintah melonjak naik di tahun ini. Kenaikan disebabkan oleh adanya perbedaan asumsi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang tercatat di APBN dengan kurs rata-rata tahun 2018. Dari perbedaan asumsi nilai tukar dolar AS tersebut mencapai Rp 582,32. Sementara itu, dalam APBN mencantumkan asumsi nilai tukar dolar AS sebesar Rp 13.400. Kenaikan utang juga diakibatkan bunga surat utang baru terbitan pemerintah yang meningkat.
Hal lainnya, menurut pemerintah tidak selamanya depresiasi rupiah merugikan, Sri Mulyani mengatakan bahwa setiap rupiah melemah, penerimaan negara bertambah. Menurutnya, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 per dolar AS, dapat menambah penerimaan negara sebesar Rp4,7 triliun. Sri Mulyani menjelaskan, ditengah pelemahan kurs tersebut, pendapatan negara hingga Agustus sebesar Rp1.152,7 triliun atau 60,68% dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun..
Sentimen pasar dari luar negeri, ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina membuat ekspor Cina mengalami perlambatan. Berdasarkan data pemerintah Cina, ekspor hanya tumbuh di bawah 10% atau menurun sekitar 12% dari nilai ekspor Juli. Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk karena ketegangan yang meningkat. Disamping itu, Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan untuk akan memberlakukan tarif atas impor produk dari Cina.
Keputusan Trump untuk menarik diri dari perjanjian internasional program nuklir Iran telah membuat sanksi kembali diberlakukan pada sektor keuangan, otomotif, penerbangan, dan logam negara itu. AS akan menetapkan tanggal 4 November sebagai tenggat waktu bagi pembeli minyak Iran untuk benar-benar menghentikan pembelian demi menghindari sanksi AS.
Perspektif tenikal
Support Level : 5774/5750/5702
Resistance Level : 5846/5895/5919
Major Trend : Down
Minor Trend : Up
Pattern : Up
TRADING IDEAS :
These recommendations based on technical and only intended for one day trading
PTBA: Trading Buy
• Close 3940, TP 4000
• Boleh buy di level 3810-3940
• Resistance di 4000 & support di 3810
• Waspadai jika tembus di 3810
• Batasi resiko di 3790
ITMG: Trading Buy
• Close 25775, TP 26350
• Boleh buy di level 25250-25775
• Resistance di 26350 & support di 25250
• Waspadai jika tembus di 25250
• Batasi resiko di 25100
LSIP : Trading Buy
• Close 1415, TP 1450
• Boleh buy di level 1355-1415
• Resistance di 1450 & support di 1355
• Waspadai jika tembus di 1355
• Batasi resiko di 1345
BBCA: Trading Buy
• Close 23900, TP 24550
• Boleh buy di level 23550-23900
• Resistance di 24550 & support di 23550
• Waspadai jika tembus di 23550
• Batasi resiko di 23400
AKRA: Trading Buy
• Close 3490, TP 3590
• Boleh buy di level 3330-3490
• Resistance di 3590 & support di 3330
• Waspadai jika tembus di 3330
• Batasi resiko di 3300
JPFA: Trading Buy
• Close 2110, TP 2150
• Boleh buy di level 2050-2110
• Resistance di 2150 & support di 2050
• Waspadai jika tembus di 2050
• Batasi resiko di 2030
Ket. TP : Target Price
WATCHING ON SCREEN;
ERAA, DMAS, ACES, AALI, JSMR, CPIN.
(Disclaimer ON)