Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (12/9/2018) di Rp14.863 per dolar AS, melemah 28 poin atau 0,19% dari posisi Rp14.835 pada Selasa (10/9/2018).
Kurs jual ditetapkan Rp14.937 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.789 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp148.
Di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau masih menguat 7 poin atau 0,05% ke level Rp14.850 per dolar AS pada pukul 8.31 WIB.
Mata uang Garuda berhasil rebound setelah ditutup di zona merah dengan pelemahan 37 poin atau 0,25% ke level Rp14.857 per dolar AS pada Senin (10/9).
Sementara itu, mata uang lainnya di Asia mayoritas melemah terhadap dolar AS siang ini, dipimpin won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,25% dan Rupee India yang melemah 0,19%.
Adapun indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia terpantau melemah 0,06% atau 0,188 poin ke level 95,188 pada pukul 11.03 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka melemah 0,14% atau 0,132 poin ke level 95,117, setelah pada perdagangan Selasa (11/9) berakhir menguat 0,1% atau 0,099 poin di posisi 95,249.
Dilansir Reuters, indeks dolar AS melemah setelah dua sumber dari Kanada mengatakan bahwa Ottawa siap menawarkan akses terbatas kepada Washington ke pasar susu Kanada sebagai konsesi dalam renegosiasi NAFTA.
Industri susu yang dilindungi Kanada adalah titik yang mencuat dalam pembicaraan NAFTA antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland kembali ke Washington pada Selasa untuk pembicaraan yang bertujuan menyelamatkan NAFTA menjelang tenggat waktu 1 Oktober.
Namun, pelemahan dolar dibatasi oleh kecemasan atas sengketa perdagangan antara China dan AS masih membuat investor khawatir, dengan indeks untuk mata uang negara emerging market mendekati level terendah dalam 16 bulan yang dicapai selama sesi perdagangan sebelumnya.
"Anda tidak dapat menyangkal bahwa emerging market telah jatuh dan membebani sentimen, dan itu mungkin telah mendorong banyak aliran dana ke AS dan dolar," kata Bart Wakabayashi, manajer cabang State Street Bank di Tokyo, seperti dikutip Reuters.
"Semua gejolak pasar yang muncul di atas semua ketidakpastian perdagangan ini telah benar-benar mendorong pelaku pasar menuju dolar dan yen hingga batas tertentu," katanya.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
12 September | 14.863 |
10 September | 14.835 |
7 September | 14.884 |
6 September | 14.891 |
5 September | 14.927 |
Sumber: Bank Indonesia