Bisnis.com, JAKARTA – Hewan ternak di Eropa akan mulai mengonsumsi pakan yang terbuat dari tepung kedelai asal Amerika pada musim ini.
Berdasarkan data perusahaan konsultan Prancis Strategie Grains, impor tepung kedelai Uni Eropa melonjak ke level tertinggi selama tujuh tahun mencapa 20,2 juta ton pada musim ini karena musim panas dan kekeringan yang merusak seluruh tanaman biji-bijian di sana.
Sementara itu, Brasil dan Argentina akan tetap mendominasi pasokan ke Eropa. Berdasarkan laporan dari Moret-sur-Loing, Strategi Grains cabang Prancis, pengiriman tepung kedelai AS ke Uni Eropa diproyeksikan meningkat sekitar 80% menjadi 1,2 juta ton dengan Brasil yang menjual pasokannya ke China.
“Perubahan pada volume tepung kedelai yang diimpor dari AS tahun ini sangat menarik. Perbedaannya sungguh luar biasa karena harga kacang kedelai AS yang semakin murah, membuat impor tepung kedelai dari AS semakin mennarik bagi Eropa,” papar Laurent Crastre, analis minyak nabati Strategie Grains, dilansir dari Bloomberg, Kamis (30/8/2018).
Ketertarikan Eropa pada tepung kedelai AS membuat harga kedelai AS menghijau setelah terjun hampir lima kali lipat sejak Mei setelah China menaruh tarf 25% pada pengiriman kedelai AS sebagai balasan dari tarif serupa yang diluncurkan oleh Presiden AS Donald Trump.
“Tepung kedelai sangat menarik, dibandingkan dengan sereal lain dan tepung dari biji-bijian lain, dan akan memacu kenaikan harga gabungan untuk pakan ternak sehingga bisa meningkatkan impor tepung kedelai. Uni Eropa akan membutuhkan lebih banyak tepung kedelai dari AS untuk mengimbangi penggunaan gandum pada pakan ternak,” ungkap Andree Defois, Presiden Strategie Grains.