Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengembang kawasan rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. berhasil membukukan pendapatan usaha senilai Rp594 miliar sepanjang semester I/2018, tumbuh 4,4% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp569 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit Selasa (31/7/2018), emiten dengan kode saham PJAA ini berhasil membukukan laba bruto senilai Rp279 miliar, naik 4,5% dibandingkan capaian semester I/2017 yang sekitar Rp267 miliar.
Namun, perseroan mencatatkan peningkatan signifikan pada sejumlah beban usaha, sehingga total laba usaha perseroan pada semester I/2018 menjadi Rp162 miliar atau turun 10% dari periode yang sama tahun lalu yang nilainya Rp181 miliar.
PJAA membukukan laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk senilai Rp79 miliar pada semester pertama tahun ini, terpangkas 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp106 miliar.
Laba per saham dasar perseroan menjadi Rp49 per saham, menyusut dari Rp66 per saham pada semester I/2017.
Aset perseroan meningkat dari Rp3,75 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp4,2 triliun pada akhir Juni 2018. Adapun liabilitas mengalami peningkatan dari Rp1,75 triliun menjadi Rp2,22 triliun, sedangkan ekuitas turun tipis dari Rp1,99 triliun menjadi Rp1,98 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, PJAA sedang gencar menjual puluhan unit propertinya di sejumlah proyek guna mengerek pendapatan.
Pada Mei 2018, Wakil Direktur PJAA Teuku Sahur Syahali menyebutkan perseroan bakal segera memasarkan proyek apartemen Ocean Breeze yang akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi termasuk Transjakarta dan Mass Rapid Transit (MRT).