Bisnis.com,JAKARTA — PT Pyridam Farma Tbk. meningkatkan pinjaman dari perbankan untuk kebutuhan pembayaran kepada pemasok, memenuhi biaya operasional, serta untuk pembelian aset tetap perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2018, total liabilitas yang dimiliki emiten berkode saham PYFA itu naik dari Rp50,70 miliar per 31 Desember 2017 menjadi Rp74,23 miliar. Artinya, terjadi pertumbuhan total kewajiban sebesar 46,39%.
Dalam keterbukan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/7/2018), Direktur Utama Pyridam Farma M Handoko Boedi Soetrisno menjelaskan terdapat dua penyebab utama kenaikan total kewajiban tersebut. Pertama, peningkatan pos pinjaman bank jangka pendek.
Handoko mengungkapkan terjadi kenaikan 184,27% pinjaman jangka pendek perbankan dari Rp8,39 miliar pada 31 Desember 2017 menjadi Rp23,85 miliar per 30 Juni 2018. Dana tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan biaya operasional perseroan.
Kedua, dia menyebut terdapat penambahan Rp8,11 miliar di pos pinjaman bank jangka panjang per 30 Juni 2018. Pinjaman tersebut digunakan PYFA untuk membeli aset tetap.
“Pihak manajemen berpendapat hal ini tidak memberikan dampak negatif bagi perseroan karena jadwal jatuh tempo yang sudah disesuaikan,” ujarnya, Senin (30/7/2018).
Seperti diketahui, PYFA menggangarkan belanja modal Rp6 miliar pada 2018. Jumlah itu naik dari Rp4,5 miliar pada periode sebelumnya.
Pada 2017, PYFA merealisasikan belanja modal Rp2,7 miliar. Dana itu digunakan untuk keperluan pembelian alat-alat produksi serta peralatan laboratoriun penelitian dan pengembangan produk.