Bisnis.com, JAKARTA — PT Kimia Farma (Persero) Tbk. mengantongi pertumbuhan di atas 20% secara tahunan pada semester 2018 dengan mayoritas pendapatan berasal dari penjualan produk resep.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2018 yang dipublikasikan Senin (30/7/2018), Kimia Farma membukukan penjualan bersih Rp3,4 triliun. Nilai tersebut naik 29,08% dari periode yang sama tahun lalu yang sekitar Rp2,63 triliun.
Seiring dengan kenaikan penjualan bersih, beban pokok penjualan juga mengalami pertumbuhan. Tercatat terjadi kenaikan 28,37% dari Rp1,69 triliun pada semester I/2017 menjadi Rp2,18 triliun pada semester I/2018.
Dengan demikian, korporasi farmasi pelat merah itu mengamankan laba bersih Rp121,99 miliar. Pencapaian itu tumbuh 28,33% dibandingkan dengan Rp95,06 miliar pada semester I/2017.
Emiten berkode saham KAEF itu memaparkan kontribusi penjualan terbesar masih berasal dari produk resep dengan kontribusi 46,05% pada semester I/2018. Akan tetapi, besaran tersebut turun dari periode yang sama tahun lalu, yang kontribusinya menyentuh 51,78%.
Pada periode tersebut, pertumbuhan kontribusi penjualan terjadi untuk kategori produk generik. Lini produk tersebut tercatat berkontribusi 18,82% bagi penjualan perseroan pada semester I/2018.
Realisasi ini sesuai dengan target perseroan. Berdasarkan catatan Bisnis, KAEF menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar dua digit pada paruh pertama 2018.
Perseroan juga berniat mengembangkan bisnis rumah sakit. Pada April 2018, Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menyebutkan pihaknya sedang melakukan due diligence untuk mengakuisisi rumah sakit dan menyiapkan dana Rp2,3 triliun untuk rencana tersebut.