Bisnis.com, JAKARTA — Langkah akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia oleh PT Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN Tambang dipercaya mampu memberikan dampak positif bagi sinergi antaranak usaha.
Seperti diketahui, Inalum akan mengakuisisi hak partisipasi Rio Tinto senilai US$3,5 miliar dan PT Indocopper Investama sejumlah US$350 juta di PTFI. Artinya, total dana akuisisi mencapai US$3,85 miliar.
Ketiga anak usaha Inalum, yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), dan PT Timah Tbk. (TINS), pun optimistis kedatangan PTFI sebagai ‘saudara baru’ memberikan dampak positif.
Direktur Utama Bukit Asam (PTBA) Arviyan Arifin menyampaikan, dalam rencana Inalum mengakuisisi PTFI, PTBA berperan secara tidak langsung. Dalam hal pembiayaan, induk usaha mengakumulasikan aset dari ketiga anak usaha, sehingga dapat mengakses pinjaman dari perbankan.
“Walaupun kontribusi PTBA tidak langsung [dalam akuisisi PTFI], peranan kami sangat penting agar Inalum mendapatkan pembiayaan. Karena bila dilihat, 70% isinya keuangan Inalum berasal dari PTBA,” tuturnya, Senin (23/7/2018).
Dengan aset dan neraca keuangan yang positif, sambung Arviyan, sebetulnya PTBA juga memiliki kemampuan untuk mengakuisisi PTFI. Namun demikian, sebagai anak usaha tentunya mendukung penuh rencana Inalum dan pemerintah Indonesia.
Baca Juga
Menurutnya, akuisisi PTFI turut berdampak positif bagi anak usaha Inalum. PTBA misalnya, dapat belajar dari Freeport perihal teknis penambangan di dalam perut bumi.
“Freeport bisa menambang hingga 600 kilo meter [km], bahkan akan ditambah hingga 1.000 km. Ini tentunya kami bisa ikut belajar untuk eksplorasi di Ombilin,” ujarnya.
Di samping itu, sumber daya manusia (SDM) PTBA di perseroan tersebut juga dapat mempelajari bagaimana cara menjalankan operasional tambang kelas dunia dari Freeport.