Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) meminta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mempersiapkan secara matang infrastruktur teknologi informasi terkait dengan rencana perubahan satuan lot saham.
Komite Ketua Umum APEI, Octavianus Budiyanto mengatakan jika satuan lot diturunkan, maka transaksi akan meningkat sehingga sistem perdagangan di pasar modal harus disiapkan dengan baik.
"Yang penting harus ada simulasi untuk mengetahui sejauh mana kesiapan infrastruktur teknologi itu. Intinya itu yang harus disiapkan," katanya di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Rencananya, otoritas pasar modal akan menurunkan jumlah lembar saham dari 100 lembar saham menjadi sekitar 20 saham sampai 50 saham. Bursa masih melakukan kajian untuk menentukan angka pasti terkait besaran lot yang akan diterapkan ke depan.
Menurut Ocky, sebenarnya 100 lot sudah cukup ideal dan terjangkau bagi investor ritel. Namun jika otoritas memiliki rencana untuk mengubah satuan, sambungnya, maka kesiapan teknologi menjadi kunci guna mengantisipasi lonjakan investor ritel.
"Sebenarnya harga yang saat ini ada tidak terlalu mahal. Tapi kalau dirasa itu akan diturunkan tentu kesiapan bursa yang terpenting," ujarnya.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, kebijakan ini akan membuat industri pasar modal di Tanah Air menjadi termasuk ke dalam sektor ritel karena keterjangkauan masyarakat untuk terlibat di dalamnya.
Artinya, investor kecil akan berani bermain di pasar saham karena uang yang dikeluarkan tidak terlalu besar. "Kalau dulu beli satu lot itu butuh uang banyak. Perubahan ini dengan uang yang sama bisa mendapat jatah lebih besar," kata dia.
Kebijakan mengubah lot saham tidak hanya dilakukan saat ini. Pada 2014 silam, BEI juga melakukan perubahan satuan lot saham dari 500 lembar menjadi 100 lembar. Dengan perubahan satuan lot saham itu maka maksimum volume order di paar reguler dan pasar tunai berubah dari 10 ribu lot menjadi 50 ribu lot.
Analis PT Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menilai rencana ini seolah seperti stock split paksa kepada para emiten. Dia berharap, dengan adanya penurunan satuan lot maka investor ritel bisa membeli saham-saham blue chip.
"Dengan ini harapannya saham blue chip bisa masuk lebih terjangkauke ritel. Artinya keterjangkauan investor ritel bisa lebih meningkat." Adapun dari sisi emiten, menurut Kiswoyo kemungkinan besar siap untuk patuh karena tidak memerlukan persiapan apapun.