Bisnis.com,JAKARTA – Harga aluminium naik dalam 3 hari berturut-turut pada perdagangan di London Metal Exchange setelah ketegangan antara AS dan sekutunya meningkat.
Pada Selasa (5/6), harga logam dasar aluminium di LME naik 9 poin atau 0,39% menjadi US$2.314 per ton dan naik 2,03% ytd. Kenaikan logam dasar aluminium juga diikuti oleh tembaga, seng, nikel, dan timah hitam (lead).
Harga tembaga melonjak 79 poin atau 1,15% menjadi US$6.975 per ton dan tercatat masih mengalami penurunan 3,75% ytd. Komoditas seng naik 21 poin atau 0,68% menjadi US$3.122 per ton, turun 5,94% sejak awal tahun hingga saat ini.
Untuk nikel, harga naik 40 poin atau 0,26% menjadi US$15.485 per ton, mengalami lonjakan tertinggi secara ytd sebanyak 21,36%. Sementara itu, harga lead naik 62 poin atau 2,54% menjadi US$2.506 per ton dan tercatat naik 0,74% selama tahun berjalan.
“Kenaikan harga logam dasar tersebut merupakan hasil dari kombinasi antara semakin panasnya negosiasi perdagangan dan kenaikan harga yang kembali melambung ke atas US$2.300 per ton,” ujar Tai Wong, Kepada Perdagangan Logam Dasar dan Logam Mulia di BMO Capital Markets, New York, Selasai (5/6/2018).
Pada Jumat lalu (1/6), harga aluminium ditutup pada posisi US$2.300 per ton, pertama kalinya sejak 16 Mei sehingga menarik minat traders setelah sebelumnya sempat mengalami kerugian selama 3 pekan sepanjang Mei.
“Harga aluminium yang menembus US$2.300 merupakan catatan bagus. Aluminium memliki fundamental untuk bullish dengan adanya pengetatan fisikal,” ungkap Oliver Nugent, Analis ING Bank Amsterdam.
Persediaan aluminium di LME merosot ke level terendah sejak Februari. Kenaikan harga mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS pada Senin (4/6). “Dolar AS yang kehilangan sedikit momentumnya membantu mendorong harga logam dasar,” ujar Wong.