Bisnis.com, JAKARTA— PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini melanjutkan penguatannya.
“Rupiah kemungkinan akan kembali menguat hari ini seiring rendahnya data inflasi kemarin, serta kembalinya asing ke pasar obligasi sebagai dampak positif dipertahankannya peringkat utang Indonesia oleh S&P,” kata Ahmad Mikail, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia seperti dikutip dari risetnya yang diterima hari ini, Selasa (5/6/2018).
Seperti diketahui, kemarin BPS merilis data Inflasi yang cukup rendah di bulan Mei yaitu sebesar 3,23% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,41% (yoy) diperkirakan sedikit banyak membantu rupiah.
Inflasi inti (core inflation) naik menjadi 2,75% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 2,69% (yoy), kemungkinan belum akan terlalu banyak mengubah ekspektasi inflasi investor bahwa inflasi akan stabil di kisaran 3,5%.
“Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp13.850-Rp 13.865 per dolar AS,” kata Mikail.
Sementara itu ujarnya, indeks dolar AS pada perdagangan kemarin melemah.
“Dolar diperkirakan bergerak melemah di sekitar level 93,90-94,0 terhadap beberapa mata uang utama dunia, terutama euro setelah krisis politik di Italia berangsur-angsur mereda,” kata Mikail.
Peluang bagi Italia untuk keluar dari Zona Eropa kemungkinan besar batal. Hal tersebut mendorong penguatan euro, dan meningkatkan yield US Treasury sebesar 4 bps ke level 2,94%.