Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Rabu (23/5/2018) melanjutkan pelemahannya.
Pada perdagangan hari ini, indeks dolar dibuka melemah 0,06% ke level 93,555. Paa pk. 07.24 WIB, indeks yang menggambarkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di dunia melemah 0,05% ke level 93,565.
Indeks dolar mulai melemah meski imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun masih bertahan di level tertingginya, yaitu di kisaran 3%. Pada pk. 07.34, yield bertengger di angka 3,062%.
Seperti diketahui, indeks dolar AS sebelumnya dipacu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS, terutama yang bertenor jangka menengah atau 10 tahun.
Saat ini, indeks dolar AS mulai menginjak zona merah. Namun, jadwal pertemuan bank sentral AS yang mendekat, yaitu pada Juni masih membayangi gerak mata uang Negara Paman Sam tersebut. Seperti diketahui Fed rate berpotensi kembali dikerek pada pertemuan Juni.
“Untuk saat ini, setidaknya, reli dolar berisiko, mengingat (kemungkinan adanya) pengetatan yang dilakukan bank sentral (AS)," kata Mazen Issa, analis TD Securities seperti dikutip Bloomberg, Rabu (23/5/2018).
"Dukungan dari imbal hasil dapat berkurang karena ada lebih sedikit ruang untuk harga dalam kenaikan suku bunga lebih banyak," kata Issa, ahli strategi mata uang senior.
Sementara itu catatan pertemuan Fed pada Mei akan di rilis pada Rabu waktu setempat.
TD Securities memproyeksikan akan terjadi dua kali kenaikan Fed lagi pada 2018, sedangkan pasar memperkirakan ada tiga kali lagi tambahan kenaikan suku bunga acauan bank sentral AS.
Pergerakan Indeks Dolar AS
23 Mei (buka) 93,555
22 Mei 93,609
21 Mei 93,677
Yield US Treasury 10 tahun
23 Mei (pk. 07.34 WIB) 3,062%
22 Mei 3,061%
21 Mei 3,061%
Sumber: Bloomberg, 2018