Bisnis.com, JAKARTA— Setelah hanya mampu menguat tipis pada penutupan perdagangan Senin, indeks dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018) mulai babak pelemahannya.
Indeks dolar AS melemah pagi ini, setelah bursa AS menguat signifikan di saat pasar merespons kesepakatan perdagangan antara AS dengan China dan kedua pihak akan menunda “perang dagang” dengan saling membalas pengenaan tarif produk impor.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018), indeks dolar AS dibuka ke 93,539 setelah pada Senin ditutup di level 93,677 (+0,04%). Pada pk. 06:53 WIB, indeks dolar AS melemah 0,11 atau 0,13% ke level 93,539.
Indeks dolar menjadi petunjuk kekuatan mata uang tersebut atas sejumlah mata uang utama lainnya di dunia.
Seperti diketahui, indeks dolar telah menguat berkelanjutan pada rentang perdagangan 14-21 Mei 2018, di saat imbal hasil obligasi AS berada di level puncaknya, yaitu melewati angka 3%.
Kenaikan yield tersebut dibarengi ekspektasi pasar akan ada kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve) pada pertemuan Juni 2018.
Sentimen positif pasar dating setelah Menteri Keuangan AS pada akhir pekan lalu memberi pernyataannya AS menunda perang perdagangan, di tengah kemajuan dalam pembicaraan dengan China.
"Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat cenderung buruk bagi pasar negara berkembang," kata tim strategi Citigroup Inc Mark Schofield seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/5/2018).
Pergerakan Indeks dolar AS
22 Mei (pk:06:53 WIB) 93,558
21 Mei 93,677
Sumber: Bloomberg