Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Energi Terbarukan, Shell Komitmen Gandeng Berbagai Pihak

PT Shell Indonesia kembali memastikan komitmen dalam mengatasi tantangan energi dengan menggandeng sejumlah mitra baik tingga pelajar hingga pemangku kepentingan.
Shell/Reuters-Arnd Wiegmann
Shell/Reuters-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, JAKARTA — PT Shell Indonesia kembali memastikan komitmen dalam mengatasi tantangan energi dengan menggandeng sejumlah mitra baik tingga pelajar hingga pemangku kepentingan.

President Director PT Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan salah satu bentuk melalui kegiatan Shell Eco-Marathon.

Menurutnya saat ini sumber energi terbarukan baru mensuplai 30% dari energi global pada tahun 2050, sedangkan saat ini baru tercatat capaian 13%.

“Untuk itu, Shell sebagai perusahaan minyak dan gas internasional menginvestasikan lebih dari 100 miliar dolar AS dari tahun 2011 hingga 2014 untuk mengembangkan energi baru,” katanya melalui siaran pers, Senin (7/5/2018).

Darwin mengemukakan dalam kegiatan rutin Shell Eco-Marathon, perusahaan menantang para mahasiswa dari jurusan teknik, desain, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merancang, membangun, dan menggerakkan kendaraan paling hemat energi di dunia.

Shell Eco-Marathon merupakan kompetisi unik tingkat dunia yang menantang para mahasiswa untuk maju melampaui batas-batas efisiensi energi di jalan. Adapun pada 2018 ini ada tiga kompetisi regional Shell Eco-Marathon yang diadakan di Asia, Amerika dan Eropa.

“Kompetisi ini bisa menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menguji kendaraan hasil rancangan dan buatan mereka. Shell melalui Shell Eco-Marathon mengajak generasi muda Indonesia untuk bersama-sama membantu dunia dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, agar kehidupan generasi mendatang menjadi lebih baik,” ujar Darwin. 

Dirinya melanjutkan komitmen pengembangan energi terbarukan saat ini menjadi hal yang penting dilakukan. Mengingat dunia sedang menghadapi salah satu tantangan terbesarnya yaitu menghasilkan lebih banyak energi bersih, yakni energi yang mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) lebih sedikit.

Kondisi tersebut merupakan sebuah perubahan besar bagi energi dunia dan juga sistem energi dunia. Sebuah transisi yang memerlukan perpaduan antara visi dan realisasi, serta urgensi dan perhatian.

Darwin menyebut adanya permintaan energi yang terus meningkat disebabkan oleh urbanisasi, standar hidup yang meningkat, pertumbuhan penduduk, dan revolusi digital, serta mobilitas yang terus berlanjut.

Di Asia, tingkat konsumsi atau permintaan energi tumbuh dan berkembang sangat cepat. Disertai dengan kompleksitas dan keragaman yang menjadikan sebuah tantangan tersendiri. Sementara jumlah penduduk dunia tahun 2050 diperkirakan meningkat hingga 9 miliar jiwa, hampir 2 miliar lebih banyak dibandingkan jumlah saat ini.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Shell sendiri, permintaan akan energi global air, dan pangan diperkirakan akan meningkat sebesar 40-50% pada 2030 seiring meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan penduduk. Hal ini akan memberikan tekanan besar terhadap sumber daya vital karena energi digunakan untuk memindahkan dan mengolah air, sementara air dibutuhkan untuk menghasilkan energi, dan energi maupun air diperlukan dalam produksi makanan.

Shell Eco-marathon Asia 2018

Sementara itu, Shell Eco-marathon Asia 2018 ke-9, Make The Future yang berlangsung di Singapura, 8 – 11 Maret 2018 lalu membawa cerita yang menggembirakan.

Tim mahasiswa Indonesia menorehkan prestasi yang membanggakan dalam ajang yang diikuti 122 tim mahasiswa dari 18 negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Indonesia mengirimkan 26 tim mahasiswa, dan berhasil meraih penghargaan terbanyak, yakni lima dari tujuh penghargaan.

Gelar pengemudi tercepat dan hemat energi diraih Tim Semar Urban Universitas Gadjah Mada (UGM). Posisi kedua diraih Tim 2 dari Institut Teknologi Sepuluh November, dan posisi ketiga diraih Garuda Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Eco Team.

Selain itu, Garuda UNY Eco Team juga mendapatkan penghargaan Off-track untuk kategori keselamatan untuk desain kendaraan Urban Concept.

Tim Semar Urban UGM dengan mobil Semar Urban 3.0 yang dikemudikan Tito Setyadi Wiguna berhasil mencapai finish pertama dengan jumlah bahan bakar yang tersisa 0,9%. Disusul dari ITS Tim 2 dengan pengemudi Muhammad Hafiz Habibi, dan Garuda UNY Eco Tim yang dikemudikan Fauzi Achmad Prapsita.

Dengan keberhasilan itu ketiga tim mahasiswa Indonesia berhak bersaing dengan tim-tim dari Amerika dan Eropa di kompetisi adu cepat mobil hemat energi di Drivers World Championship Final di London, Inggris pada 8 Juli 2018 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper