Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocor, Tambang Anglo Setop Produksi Bijih Besi Hingga Akhir 2018

Tambang besi raksasa Anglo American Plc. di Brasil akan tetap kehabisan produksi hingga akhir tahun dalam rangka melakukan pengecekan dan perbaikan kebocoran saluran pipa sepanjang 529 kilometer (329 mil).
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tambang besi raksasa Anglo American Plc. di Brasil akan tetap kehabisan produksi hingga akhir tahun dalam rangka melakukan pengecekan dan perbaikan kebocoran saluran pipa sepanjang 529 kilometer (329 mil).

Operasi Anglo di Minas-Rio mengalami dua kebocoran pipa pada bulan lalu dan diperkirakan akan memerlukan waktu tiga bulan untuk melakukan pengecekan pada saluran pipa yang mengalirkan bijih besi dari pertambangan ke pelabuhan.

Pertambangan tersebut perkirakan tidak akan melakukan produksi hingga akhir tahun dan diprediksi mengalami penurunan pendapatan hingga US$ 400 juta pada 2018. 

“Produksi Minas-Rio tahun ini akan dibatasi hingga 3 juta metrik ton dan sudah ditambang, dibandingkan dengan target sebelumnya mencapai 15 juta ton,” ujar perwakilan Anglo dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/4/2018).

Penekanan dapat mengurangi pengiriman bijih besi berkualitas tinggi ke pasar global, padahal permintaan logam ini sedang meningkat. Sejumlah pabrik di China membeli bijih besi berkualitas tinggi dalam rangka mengurangi polusi.

“Prioritas kami adalah meyakinkan integritas penyaluran dan perlindungan terhadap lingkungan dan alam. Selain itu, menyediakan dana sebanyak yang kami bisa untuk karyawan, konsumen, dan stakeholder bisnis lainnya,” ujar Chief Executive Officer Anglo Mark Cutifani.

Sebelumnya tambang Minas-Rio berencana memulai peningkatan hasil tambang pada kuartal keempat tahun ini.

Anglo mencatat produksi kuartal pertama dan memutuskan menahan sisa target total hingga akhir tahun. Secara garis besar, laporan produksi Anglo meliputi peningkatan produksi bijih besi Kumba Iron Ore Ltd. yang mengalami kenaikan 4% ke angka 10,9 juta ton.

Selanjutnya, produksi berlian naik 15% ke angka 8,5 juta karat, platinum naik 7% menjadi 614.000 ounces, tembaga mengalami peningkatan 9% ke angka 155.000 ton, batu bara kokas naik 6% menjadi 5,5 juta ton. Sementara itu, batu bara termal merosot 10% menjadi 6,8 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper