Bisnis.com, JAKARTA — PT Lippo Cikarang Tbk. mengungkapkan bahwa meskipun terdapat pelemahan makro ekonomi dan nilai tukar rupiah, perseroan berhasil membukukan pendapatan (audited) Rp1,50 triliun sepanjang tahun lalu.
Perusahaan juga mencetak laba bruto sebesar Rp633 miliar, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi) Rp433 miliar, dan laba bersih Rp368 miliar.
“Pencapaian tahun lalu dikarenakan melemahnya pasar properti Indonesia. Namun demikian, dengan proyek Meikarta sebagai kota modern, terindah, dan terlengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan,” kata Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) Ivan Budiono melalui siaran pers, Senin (23/4/2018).
Dia memerinci pendapatan dari hunian dan apartemen tahun lalu tercatat Rp1,12 triliun atau menyumbang 75% dari total pendapatan.
Adapun, pendapatan dari komersial dan ruko (rumah toko) sebesar Rp54 miliar menyumbang 4% dan dari industri Rp33 miliar menyumbang 2% dari total pendapatan.
Pendapatan berkelanjutan (recurring) LPCK yang naik 7% menjadi Rp285 miliar dari Rp267 miliar pada 2016 memberi kontribusi 19% dari total pendapatan perseroan pada 2017.
Baca Juga
Total aset tumbuh sehat sebesar 119% menjadi Rp12,37 triliun pada 2017 dari Rp5,65 triliun pada akhir 2016.
Foto aerial proyek Meikarta di kawasan Lippo Cikarang, Bekasi
Peningkatan aset tersebut terutama disebabkan oleh penambahan persediaan sebesar Rp512 miliar untuk infrastruktur, rumah hunian Rp1,74 triliun, ruko dan apartemen, serta penambahan tanah dalam pematangan Rp1,93 triliun dan reklasifikasi uang muka pembelian tanah sebesar Rp 1,43 triliun.
LPCK adalah pengembang kawasan perkotaan dengan lahan seluas lebih dari 3.400 hektare dengan kawasan industri sebagai basis ekonomi.
Perseroan telah berhasil membangun lebih dari 14.000 hunian dengan penghuni 51.250 orang dan 500.500 orang yang bekerja setiap hari pada 1.200 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.