Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual dalam obligasi AS berlanjut hingga penutupan akhir pekan ini. Hal itu mendorong imbal hasil Tresuri AS mencapai level tertingginya dalam empat tahun dan menajamkan kurva yield yang telah bergerak mendatar selama dua minggu.
Adapun yield yang meningkat merupakan cerminan dari pergantian teknikal dalam pasar alih-alih kenaikan keyakinan investor dalam perekonomian AS terkait inflasi.
Oleh karena itu, analis menduga kurva yang curam sekarang ini hanya untuk sementara.
“Kita harus menyipitkan mata melihat grafiknya. [Dengan The Fed meningkatkan suku bunga], kurva bergerak mendatar itu wajar,” ujar Gene Tannuzzo, Manajer Portofolio Senior di Columbia Threadneedle Investment, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/4/2018).
Michael O’Rourke, Chief Market Strategist di JonesTrading, juga menyampaikan bahwa investor masih melakukan wait and see dengan situasi sekarang ini.
“Investor masih menunggu di pinggir. Tampaknya imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun bisa mencapai 3%. Semua pihak harus bersabar sehingga kita dapat yakin koreksi ini akan mencapai level itu,” ujarnya.
Ada pun, dalam penutupan perdagangan pada Jumat (20/4/2018), benchmark yield Tresuri AS mencapai level 2,96%.