Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Mengecap Keuntungan dari Tensi Perang Dagang

Dolar AS tergelincir terhadap yen pada Jumat (6/4) setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif tambahan China sebesar US$100 miliar dalam eskalasi ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Mata uang Yen Jepang/Istimewa
Mata uang Yen Jepang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Dolar AS tergelincir terhadap yen pada Jumat (6/4) setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif tambahan China sebesar US$100 miliar dalam eskalasi ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Dilansir dari Reuters, Trump menuturkan dalam sebuah pernyataan pada Kamis bahwa tarif lebih lanjut sedang dipertimbangkan mengingat "pembalasan tidak adil" dari China terhadap tindakan perdagangan AS sebelumnya yang telah mengguncang pasar global.

Pernyataan--pernyataan yang semakin agresif dari Washington dan Beijing telah menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang yang dapat melukai pertumbuhan ekonomi global kendati investor menahan ekspektasinya bahwa perundingan akan menghasilkan kompromi antara keduanya.

Kondisi tersebut ternyata memberikan dampak positif bagi mata uang yen. Seperti diketahui, yen merupakan aset safe haven yang permintaannya akan meningkat di saat terjadi ketidakpastian ekonomi.

Dolar bergerak merosot 0,4% menjadi 106,99 yen pada perdagangan awal Jumat (6/4). Secara year to date (ytd), greenback tehadap yen melemah 4,72%.

"Ketahanan dolar AS mungkin menjadi tanda bahwa pasar jangka pendek miring ke arah short pada dolar dan long pada yen," kata Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia--Pasifik untuk Oanda di Singapura.

"Perasaan saya ialah semua orang memiliki yen. Kami mendapat perdagangan yang terlampau banyak," lanjutnya, mengacu pada asumsi bullish bagi yen.

Pelaku pasar memperingatkan bahwa yen bisa mendapat kekuatan baru jika pasar saham AS berada di bawah tekanan pada Jumat (6/4).

Di samping itu, pelaku pasar juga mengantisipasi data dari pekerjaan AS dan komentar Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari ini.

"Dolar mungkin saja akan lebih tinggi jika rata--rata penghasilan per jam AS kuat, meski keuntungan greenback bakal diblokir oleh level resistan pada grafik teknis," ujar Teppei Ino, analis pasar untuk MUFG Bank di Singapura.

"Indeks dolar bisa ditutup sekitar level 91,00," lanjutnya.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia stabil di 90,453, tidak terlalu jauh dari level tertinggi dalam 1 bulan di 90,594 yang dicapai pada Kamis (5/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper