Bisnis.com, JAKARTA – Harga timah diprediksi akan bergerak bullish di tengah proyeksi defisit pasar yang melebar. ITRI menilai keseimbangan pasar timah pada tahun ini diperkirakan akan terlihat di level US$22.000 per ton.
Pada penutupan perdagangan Selasa (3/4), harga timah di London Metal Exchange menguat 100 poin atau 0,47% menjadi US$21.200 per ton. Sepanjang tahun, harga komoditas logam tersebut tumbuh lebih dari 5%.
Asosiasi Timah Internasional (ITA) memperkirakan kemungkinan akan terjadi kekurangan global timah yang dimulai pada 2018.
“Pasokan masa depan belum pasti karena persediaan timah bergerak turun dan cadangan timah yang ekonomis bakal dikuras habis,” papar ITA.
Asosiasi yang baru merubah namanya pada 1 Februari 2018 dari The International Tin Reseach Institute (ITRI) menjadi International Tin Association (ITA) tersebut memaparkan bahwa terdapat sejumlah tambang timah skala industri aktif di luar China dan Indonesia yang mayoritas proyek barunya menghadapi tantangan teknis, keuangan, dan lain-lain yang signifikan, sementara izin membangun tambang tetap rumit.
“Kami memperkirakan defisit pasokan yang melebar di pasar timah global dan kenaikan harga timah yang sesuai,” jelasnya. “Keseimbangan pasar akan terlihat di level US$22.000 per ton,” lanjutnya.