Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Kinerja Reksa Dana Indeks Kurang Moncer

Besarnya pengaruh saham-saham berkapitalisasi besar alias big cap tidak hanya berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), tetapi juga terhadap kinerja reksa dana pasif yang berbasis indeks.
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Besarnya pengaruh saham-saham berkapitalisasi besar alias big cap tidak hanya berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), tetapi juga terhadap kinerja reksa dana pasif yang berbasis indeks.

"Karena reksa dana indeks mayoritas big cap seperti IHSG, maka reksa dana indeks juga mengalami penurunan," kata Head of Investment Division PT BNI Asset Management Susanto Chandra kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Berdasarkan data yang dirilis Infovesta Utama, mayoritas return atau imbal hasil yang dihasilkan oleh produk reksa dana indeks sepanjang tahun berjalan memang cukup rendah, yakni pada kisaran 0%-1%.

Untuk reksa dana jenis ini, return tertinggi secara ytd berhasil dicatatkan oleh Indeks MNC36 yang diluncurkan oleh PT MNC Asset Management yang menghasilkan return sebesar 2,07%.

Adapun kinerja terendah ditempati oleh Syailendra Index IDX30 dari PT Syailendra Kapital yakni 0,35%, RHB Sri Kehati Index Fund dari PT RHB Asset Management Indonesia yang sebesar 0,42%, serta PT Panin Assset Management melalui produknya Panin IDX30 yang menghaslkan return 0,53%.

Penyebab utamanya adalah karena turunnya IHSG yang cukup dalam kala itu. Bulan lalu, IHSG sempat berada pada level Rp6.689. Namun pada penghujung bulan tingkat fluktuasi cukup tinggi dan terus merosot hingga pekan lalu.

Penurunan kinerja reksa dana indeks juga diikuti oleh reksa dana saham. Namun menurut Susanto, secara umum reksa dana indeks yang menggunakan acuan LQ45 mengalami penurunan lebih dalam dari rata-rata reksa dana saham dalam satu bulan terakhir.

Dia menambahkan, saat ini para manajer investasi masih menunggu kepastian dari Bank Sentral Amerika Serikat mengenai kebijakan suku bunga acuan ke depan. "Apakah view mereka kenaikan rate ke depannya akan accelerate atau tidak. Setelah itu akan lebih jelas," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper