Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. membukukan laba bersih sebesar US$319,15 juta sepanjang 2017, naik 6,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$300,12 juta.
Dalam keterangan resminya, perseroan menyebut capaian laba bersih setelah pajak tersebut merupakan rekor kinerja finansial perseroan, yang disumbangkan volume produksi yang lebih tinggi sekaligus margin sehat yang terus berlanjut.
Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Erwin Ciputra menyampaikan perseroan diuntungkan dengan kondisi industri petrokimia sehingga dapat menghasilkan volume penjualan yang tinggi melalui peningkatan skala operasi.
“Kami juga memperkuat struktur permodalan dengan rights issue sebesar US$377,2 juta dan obligasi internasional 7NC4 untuk mendanai ekspansi kami,” ungkap Erwin, Senin (5/3/2018).
Erwin menyampaikan emiten dengan kode saham TPIA tersebut pada tahun ini berencana meningkatkan utilisasi pabrik, dan mengoptimalkan portofolio produk perusahaan, serta menyelesaikan proyek-proyek ekspansi sesuai rencana.
Adapun, perusahaan yang 41,51% sahamnya dikuasai PT Barito Pacific Tbk. tersebut pada tahun 2017 mengantongi pendapatan US$2,42 miliar, naik 25,2% dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya yang sebesar US$1,93 miliar.
Baca Juga
Perseroan mencatat EBITDA meningkat 8,0% menjadi US$550.3 juta dari US$509.5 juta pada 2016, terkerek volume penjualan yang lebih tinggi dan marjin produk yang lebih baik, dan sebagian juga diimbangi oleh kenaikan harga bahan baku dengan naiknya harga minyak mentah.
Adapun, beban pokok pendapatan meningkat sebesar 30.5% dari US$1,43 miliar pada 2016 menjadi US$1,87 miliar pada 2017 terutama karena konsumsi bahan baku yang lebih tinggi akibat kenaikan volume produksi dengan tingkat operasi Cracker pada 99% dibanding 90% y-o-y.
Perseroan mencatat harga bahan baku, terutama untuk naphtha juga meningkat dari US$410/ton menjadi US$500/ton pada 2017.