Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang tahun berjalan, kinerja saham PT Pakuwon Jati Tbk. telah turun sekitar 1,45% menjadi Rp675 per saham pada penutupan perdagangan akhir pekan silam.
Saham PWON sempat mencapai level tertinggi pada sepanjang tahun ini di level Rp715, akan tetapi kinerja saham perusahaan properti ini masih bergerak stabil, seiring adanya sentimen wait and see dari investor akibat aktivitas Pilkada.
Di sisi lain, PT Mirae Asset Sekuritas merevisi turun target harga saham Pakuwon Jati menjadi Rp760 per saham dari level Rp775 per saham. Meskipun target harga saham PWON diturunkan, Mirae tetap merekomendasikan beli untuk saham properti.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Franky Rivan mengatakan, pada kuartal IV/2017, Pakuwon Jati membukukan angka marketing sales yang kuat sebesar Ro705 miliar, naik 26,6% dibandingkan dengan Rp557 miliar pada kuartal IV/2016. Penaikan pada kuartal IV/2017 pun memperkuat kinerja PWON pada sepanjang 2017.
Dalam riset Mirae dituliskan, marketing sales PWON sepanjang 2017 menjadi Rp2,5 triliun, tumbuh 10% dari posisi Rp2,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Franky menilai angka tersebut telah sesuai dengan harapan, karena telah mencapai 96% dari estimasi marketing sales 2016 senilai Rp2,6 triliun.
“Kami suka dengan konsistensi PWON dalam pencapaian target marketing sales, membedakannya dengan developer lain yang harus menjual tanah seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk. dan PT Summarecon Agung Tbk.,” tulisnya dalam riset baru-baru ini.
Baca Juga
Adapun sumber marketing sales PWON pada 2017 sebanyak 70% berasal dari Surabaya. Dengan penjualan properti yang baik, Mirae memperkirakan PWON akan membukukan pendapatan sewa senilai Rp784 miliar pada kuartal IV/2017, naik 3,5% secara kuartalan. Franky menegaskan, revisi turun target harga PWON karena menurunnya estimasi marketing sales dan pendapatan PWON.
Sementara itu, riset Sinarmas Sekuritas juga merekomendasikan buy saham PWON, dengan target harga Rp730 hingga akhir 2018. Sinarmas Sekuritas juga memproyeksi price per earning PWON bisa mencapai 15,1 kali di akhir 2018, atau turun dari posisi 2017 yang sempat mencapai 17,5 kali.
Sinarmas Sekuritas menilai, sebagai pelapor terbaik dalam kondisi pasar properti, PWON menjadi pengembang yang lebih atraktif dibandingkan dengan pengembang lainnya. Selain itu, PWON juga berhasil mencatatkan pendapatan berulang sekitar 50% dari total pendapatan yang dimiliki.
Namun, yang tengah dikhawatirkan oleh adalah kemampuan PWON untuk ekspansi mengingat jumlah landbank yang terbatas, sekitar 450 ha, yang sebagian besar di Surabaya, sebagian kecil di TB Simatupang dan Daan Mogot Jakarta.
Sinarmas Sekuritas memproyeksikan, pendapatan PWON hingga akhir 2018 dan 2019 masing-masing berpotensi mencapai Rp6,49 triliun dan Rp7,2 triliun, dengan pertumbuhan masing-masig 10,48% dan 10,9% year on year.
Laba bersih PWON hingga akhir 2018 dan 2019 diproyeksikan Sinarmas Sekuritas masing-masing bisa mencapai Rp2,33 triliun dan Rp2,61 triliun. Sementara itu, laba bersih per saham (earning per share/EPS) PWON pada 2018 akan mencapai Rp48 per saham.
Meskipun Mirae menurunkan target harga saham PWON, kedua sekuritas di atas tetap memberikan rekomendasi beli terhadap saham properti, seiring bertambahnya pendapatan berulang. Pendapatan berulang pun akan membuat kinerja PWON lebih stabil untuk jangka panjang.