Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak dunia berpotensi melanjutkan tren kenaikan seiring dengan pasar saham yang kembali stabil setelah sempat bergejolak seiring jatuhnya pasar saham.
Pada penutupan perdagangan pada Jumat (16/2/2018), harga minyak Brent mencatatkan kenaikan sebesar 0,79% menjadi US$64,84 per barel dibandingkan hari sebelumnya. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,55% menjadi US$61,68 per barel.
Minyak Brent maupun WTI telah mencatatkan kenaikan harga selama tiga hari berturut-turut sepanjang pekan ini. Sejak Rabu (14/2) sampai Jumat (16/2), harga minyak Brent sudah naik sebesar 3,38%, sedangkan harga minyak WTI naik sebesar 4,1%.
Kenaikan kedua harga minyak itu terjadi setelah mencatatkan penurunan selama 12 hari berturut-turut sejak Jumat (2/2). Harga minyak Brent anjlok hingga 9,94% selama 2-13 Februari 2018, sedangkan harga minyak WTI anjlok 10,04%.
Analis pasar senior Price Futures Phil Flyn mengatakan harga minyak kembali menguat karena pasar saham yang stabil.
"Selama pasar saham terus stabil, harga minyak akan mengarah ke posisi yang lebih tinggi," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (17/2).
Adapun Direktur Divisi Berjangka Mizuho Securities Bob Yawger menuturkan sepanjang pekan ini, indeks dolar AS diperdagangkan dengan nilai yang lebih rendah.
"Hal itu bisa mendorong penawaran ke pasar minyak. Hal itu bisa mendorong harga minyak ke level tertinggi seperti beberapa pekan sebelumnya," terangnya.
Pada akhir Januari 2018, harga minyak Brent sempat menyentuh kisaran US$70 per barel, sedangkan harga minyak WTI menyentuh posisi tertinggi sepanjang tahun yakni pada posisi US$66 per barel. Posisi harga minyak Brent dan WTI pada akhir Januari itu menjadi yang tertinggi sejak akhir 2015.