Bisnis.com, JAKARTA – Harga gula telah mengalami pelemahan sepanjang tahun 2018 seiring dengan proyeksi pasar gula global pada musim 2017/2018 yang akan mengalami surplus akibat meningkatnya pasokan.
Paulo Roberto de Souza, CEO Copersucar SA menuturkan, pasokan gula dunia naik 25 juta ton dalam 7 tahun terakhir dengan sebagian besar berasal dari Brasil.
Menurut data Bank Dunia, produksi gula Brasil pada musim 2017/2018 akan mencapai 39,7 juta ton, naik 500.000 ton dari musim sebelumnya. Angka itu menunjukkan Brasil berkontribusi hingga 22% dari total produksi global.
Sementara India menduduki peringkat kedua dengan kontribusi hampir 15% disusul oleh Uni Eropa yang memproduksi sekitar 11% dari total produksi global.
Soren Jensen, Chief Operating Officer di Alvean, pusat pedagangan gula terbesar di dunia memproyeksikan, pabrik di selatan Brasil akan menghasilkan 36 juta ton pada musim 2017/2018, namun menurun menjadi 32 juta ton pada musim 2018/2019.
“Jika pabrik memaksimalkan kapasitas mereka untuk membuat etanol [hasil fermentasi gula], produksi mungkin tidak akan jatuh ke bawah 30 juta,” kata Jensen.
Baca Juga
Proyeksi surplus pada pasar gula menyebabkan harga mengalami tekanan. Sepanjang tahun berjalan, harga gula telah merosot 8,84%, penurunan tertajam setelah karet.
Tercatat pada penutupan perdagangan Selasa (6/2/2018), harga gula di bursa ICE New York untuk kontrak teraktif Maret 2018 melemah 0,06 poin atau 0,43% menjadi US$13,86 sen per pon.