Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. berencana melakukan refinancing utang perusahaan sebesar Rp3 triliun sepanjang tahun ini. Perusahaan memastikan tidak akan melakukan refinancing dengan menempuh penerbitan sukuk seperti yang direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan, hingga akhir 2017 lalu perusahaan tersebut memiliki utang usaha dan utang lain-lain senilai total Rp7,47 triliun, naik 14,9% dari posisi utang pada akhir 2016 yang tercatat sebesar Rp6,5 triliun.
Direktur Keuangan PT XL Axiata Tbk. Mohamed Adlan bin Tajudin mengungkapkan perseroan memiliki total debt sebesar Rp13 triliun. Sebagai catatan, selama Januari—September 2017, perseroan memiliki pinjaman jangka panjang sebesar Rp10,22 triliun.
“Debt total kami masih ada Rp13 triliun tapi yang akan di-refinance tahun ini kurang lebih Rp3 triliun. Jadi partly yang di-refinance. Rencananya semua [sumber pembiayaan] akan dari bank loan, kombinasi dari beberapa bank,” ujar Mohamed di Jakarta akhir pekan lalu.
Mohamed menyebut saat ini perusahaan memang masih melihat beberapa opsi refinancing perusahaan yang akan jatuh tempo pada 2018. Kendati demikian, emiten dengan kode saham EXCL tersebut belum mengambil keputusan karena masa jatuh tempo yang masih beberapa bulan lagi.
“Yang sekarang ada yang on-going [pinjaman] dengan Bank BCA. Pinjaman lainnya nanti bila jatuh tempo baru akan kami diskusikan dengan bank,” ujar Mohamed.
Perusahaan operator telekomunikasi asal Malaysia tersebut sempat melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah I senilai Rp1,4 triliun pada semester II/2017 lalu, namun PUB I tersebut jatuh tempo atau kadaluwarsa pada 23 November 2017.
Manajemen menyebut tidak melanjutkan PUB I karena mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar keuangan. Dari dua tahap penawaran yang telah dilaksanakan sebelumnya, perseroan berhasil memperoleh dana Rp3,68 triliun.