Bisnis.com, JAKARTA—Emiten barang-barang konsumsi, PT Unilever Indonesia Tbk. berpotensi mengalami koreksi, karena aksi ambil untung investor.
Pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2018), kinerja saham UNVR naik 625 poin atau 1,15% menuju level Rp55.025 per saham. Sementara itu, price earning ratio (PER) UNVR mencapai 60 kali.
Kepala Riset Paramitha Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan kinerja 2017 UNVR terbilang bagus, karena masih mencatatkan pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi. Menurutnya, fundamental yang dimiliki oleh UNVR sangat baik, karena berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba.
"Harga saham UNVR sudah sangat tinggi dan UNVR menyumbang 5% terhadap indeks harga saham gabungan," ungkapnya di Gedung BEI, Jumat (2/2/2018).
Kevin menuturkan, bila investor berencana membeli saham UNVR maka lebih baik menanti saham UNVR menuju level sekitar Rp53.000-Rp54.000 per saham.
Dia optimistis investor pasar modal yang memegang saham UNVR akan melakukan aksi profit taking setelah UNVR melaporkan laba UNVR yang tumbuh sekitar 9,6% menjadi Rp7 triliun.
Adapun kapitalisasi pasar Unilever Indonesia senilai Rp419,84 triliun. UNVR berada di peringkat keempat besar dari sisi kapitalisasi pasar. Hingga saat ini, emiten yang memiliki kapitalisasi pasar paling tinggi adalah PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).
Berdasarkan data Bloomberg yang disurvei dari 32 analis, diperoleh hasil bahwa 8 analis merekomendasikan jual, 21 rekomendasi hold dan 3 rekomendasi jual. Analis yang diriset oleh Bloomberg memproyeksikan harga saham UNVR berpotensi turun menjadi Rp52.497 per saham.