Bisnis.com, JAKARTA—Emiten industri minyak dan gas PT Surya Esa Perkasa Tbk., (ESSA) akan melakukan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 3,3 miliar saham baru dengan estimasi raihan dana sejumlah Rp495 miliar.
Dalam keterangan resminya, manajemen ESSA menyebutkan perseroan akan menawarkan 3,3 miliar daham baru dengan nominal Rp10 per saham atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Setiap pemegang 10 saham lama yang tercatat pada 1 Februari 2018 berhak atas 3 HMETD.
Setiap 1 HMETD memberikan wewenang kepada pemegangnya memberi 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp150. Aksi rights issue dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
“Nilai kurs yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku saat recording date,” papar manajemen, Rabu (24/1/2018).
Jadwal cum dan ex HMETD di pasar reguler serta negosiasi ialah pada 29 Januari dan 30 Januari 2018. Adapun, di pasar tunai, pelaksanaan cum dan ex HMETD iadalah pada 1 Februari dan 2 Februari 2018.
Tanggal pencatatan atau recording date adalah 1 Februari 2018, dan distribusi pada 2 Februari 2018. Pencatatan HMETD di BEI berlangsung pada 5 Februari 2018.
Selanjutnya, periode perdagangan dan distribusi hasil HMETD pada 5—9 Februari 2018 serta 7—13 Februari 2018. Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan 14 Februari 2018, dan pengembalian uang saham tambahan pada 19 Februari 2019.
Adapun, tanggal pembayaran oleh pembeli siaga pada 15 Februari 2018. Berdasarkan prospektus, Direktur ESSA Chander Vinod Laroya akan meningkatkan kepemilikannya di perseroan menjadi 21,75% dari sebelumnya 12,58%.
Wakil Komisaris Utama ESSA Theodore Permadi Rachmat bersama dengan PT Sinar Ganda Jaya menambah porsi sahamnya di ESSA menjadi 4,95% dari sebelumnya 3,65%. Adapun, Direktur Utama ESSA Garibaldi Tohir akan memegang saham sebanyak 6,64% dari sebelumnya tidak ada.
Sementara itu, kepemilikan PT Trinugraha Akraya Sejahtera di ESSA akan berkurang menjadi 25,3% dari sebelumnya 30%, dan saham PT Ramadulta Teltaka juga menyusut menuju 15,38% dari sebelumnya 20%.
Saham milik Jonathan Chang akan berkurang menjadi 7,61% dari sebelumnya 9,89%, dan Sugito Walujo menipis menuju 3,86% dari sebelumnya 5,02%.
Manajemen ESSA menyebutkan seluruh hasil dana bersih dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) I ini setelah dikurangi komisi dan biaya penerbitan lainnya, sebesar 97,22% untuk meningkatkan investasi anak usaha. Selebihnya, 2,78% untuk biaya operasional.
“Perseroan akan meningkatkan investasi di PAU [PT Panca Amara Utama] untuk menyelesaikan proyek pembangunan pabrik ammonia di Sulawesi Tengah,” paparnya.
Sampai saat ini, progress pembangunan pabrik ammonia telah mencapai 94,47%. Sebelumnya PAU telah melakukan uji coba produksi (trial production) pada November 2017. Pembangunan pabrik diperkirakan selesai dan melakukan produksi komersial (commercial production) pada Februari 2018.