Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia merosot ke zona merah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah pembelian oleh para pengelola investasi global (hedge funds) memicu kekhawatiran harga dapat terkoreksi pasca reli.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2018 berakhir melemah 57 sen di US$63,73 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2018 ditutup merosot US$1,11 di US$69,15 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Pada sesi perdagangan Senin (15/1), harga minyak Brent mampu berakhir di atas US$70 per barel.
Harga minyak di New York tergelincir 0,9% pada perdagangan Selasa, mematahkan reli yang dibukukannya selama lima hari hari berturut-turut, sedangkan harga minyak di London turun ke level terendah dalam sepekan.
Dilansir Bloomberg, para pengelola investasi global pekan lalu mendorong spekulasi bullish terhadap minyak mentah menuju rekor level tertinggi, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS dan ICE Futures Europe.
Namun kini para pedagang mempertimbangkan tanda-tanda bahwa minyak mentah mungkin telah overbought.
“Biasanya saat mendapat banyak keuntungan pada satu sisi, seperti saat ini, Anda akan melihat perubahan arah,” kata John Kilduff, seorang partner di Again Capital LLC., seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/1/2018). “Ada banyak aspek teknis yang bekerja melawan reli harga.”
Harga minyak mentah telah melonjak seiring dengan komitmen OPEC untuk mempertahankan upaya pembatasan produksi sampai akhir tahun ini, serta menyusutnya jumlah stok minyak di Amerika Serikat (AS) dan sejumlah tempat lain.
Namun, reli tersebut juga telah memicu kekhawatiran bahwa OPEC dapat merevisi rencana tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa menteri negara-negara OPEC meminta kelompok tersebut untuk tetap bertahan dengan langkahnya meski harga minyak mencapai puncaknya baru-baru ini.
“OPEC dan aliansinya tidak harus membuat keputusan terburu-buru mengingat kenaikan baru-baru ini pada harga minyak mentah dan kesepakatan itu harus berlanjut,” ujar Menteri Energi Rusia Alexander Novak kepada awak media di Moskow.