Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Astra Konsisten Tebar Dividen

Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1990, PT Astra International Tbk. telah membagikan dividen senilai Rp71,26 triliun hingga saat ini.
Bisnis.com, JAKARTA--Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1990, PT Astra International Tbk. telah membagikan dividen senilai Rp71,26 triliun hingga saat ini.
 
Pada tahun pertama melantai di pasar modal, nilai dividen yang dibagikan oleh emiten bersandi saham ASII hanya Rp60,54 miliar, atau dengan rasio 25,49% dari laba bersih. Seiring dengan peningkatan raihan laba bersih, Astra pun menaikkan rasio dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
 
Lima tahun kemudian, tepatnya pada 1995, dividen yang dibagikan oleh perseroan mencapai Rp104,62 miliar, dengan rasio 28,21% dari laba bersih Astra. Untuk menjadi perusahaan besar, memang jalan tak selalu mulus.
 
Tengok saja, pada 1997-2002, Grup Astra ini sempat mengalami permasalahan di tengah krisis ekonomi. Pada krisis membayangi, Astra pun tak membagikan dividen kepada pemegang saham.
 
Namun, kemampuan bertahan di tengah krisis ekonomi, membuat Astra menjadi perusahaan yang semakin matang dan besar. Lalu, pada 2009, perseroan terus konsisten mencatatkan rasio dividen pada kisaran 45% hingga 2016.
 
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengungkapkan, pembagian dividen kepada pemegang saham menjadi komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Pembagian dividen tersebut pun diiringi dengan realisasi.
 
Dividen yang dibagikan oleh Astra International
TahunNilai (RpTriliun)Rasio Dividen (%)
20083,5238,32
20094,5345,16
20106,4745,09
20118,0145,07
20128,7445,03
20138,7445,04
20148,7445,57
20157,1649,54
20166,844,87

Sumber: Bloomberg, diolah

Prijono mengatakan, akan terus berinovasi dan merintis berbagai terobosan pada portofolio dan proses bisnis serta organisasi, agar dapat menyesuaian dengan realitas tantangan dan kondisi pasar yang ada.
 
Sebagai informasi, hingga September 2017, laba bersih yang dibukukan Astra senilai Rp14,18 triliun, tumbuh 26% year on year. Peningkatan laba bersih tersebut terjadi karena penguatan harga komoditas.
 
Prijono optimis, kinerja perseroan hingga akhir 2017, akan tetap positif karena penguatan harga komoditas terus berlanjut. Harga batu bara meningkat pun menguntungkan volume alat berat dan kontraktor penambangan.
 
Pertumbuhan pendapatan bersih Astra International mencapai dua digit. Adapun pendapatan bersih ASII mencapai Rp150,22 triliun hingga September 2017, tumbuh 14% dari posisi Rp132,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 
 
Menurutnya, kinerja hingga akhir 2017 diperkirakan tetap positif, meskipun ada tantangan dari peningkatan kompetisi di pasar mobil serta bertambahnya provisi kredit pada beberapa aktivitas grup jasa keuangan.
 
Maka dari itu, Head of Investor Relation Tira Ardianti mengungkapkan, Astra berencana untuk meningkatkan sumber pendapatan dari segmen non-otomotif. Menurutnya, akan sangat baik, bila sumber pendapatan tidak didominasi oleh satu segmen.
 
Cara lain yang dilakukan Astra adalah, mengalokasikan belanja modal yang lebih banyak ke sektor alat berat dan pertambangan. Nah, selama 2012-2016, nilai belanja modal untuk sektor alat berat dan pertambangan senilai Rp24,16 triliun. 
 
Selain ke sektor alat berat, alokasi capital expenditure terbesar dalam lima tahun terakhir ke sektor infrastruktur dan logistik senilai Rp15,86 triliun dan Rp15,64 triliun ke sektor agribisnis.
 
Sebelumnya, Head of Public Relation PT Astra International Tbk Yulian Warman mengungkapkan saat ini sektor yang berhubungan dengan komoditas mulai meningkat. Menurut Yulian, kondisi itu yang membuat emiten bersandi saham ASII mengalokasikan belanja pada sektor alat berat dan pertambangan.
 
Strategi tersebut menjadi cara bagi Grup Astra untuk memperbesar segmen yang bukan otomotif. Bak peribahasa, jangan meletakkan telur-telur dalam satu keranjang.
 
Maka peribahasa tersebut kini tengah direalisasikan oleh Astra. Bila laba kian menjulang, dividen mengembang maka pemegang saham ASII juga senang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper