Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara menguat ke level tertingginya pada akhir perdagangan Senin (11/12/2017), seiring dengan kabar dorongan impor oleh China untuk menghadapi musim dingin.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,50% atau 1,40 poin di US$94,80/metrik ton.
Level yang dibukukan pada akhir perdagangan kemarin adalah yang tertinggi sepanjang masa kontrak. Tak hanya level tertinggi, penguatan harga kemarin sekaligus melanjutkan relinya untuk perdagangan hari keempat berturut-turut sejak berakhir rebound 0,55% pada Rabu (6/12).
Dilansir Bloomberg, harga batu bara mulai dari Australia hingga China telah menguat saat negeri tirai bambu yang juga diketahui sebagai pengguna energi terbesar di dunia meningkatkan impor dan menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk pembangkit dan pemanas listrik di tengah dinginnya cuaca.
Pihak otoritas China telah memerintahkan beberapa wilayah untuk kembali melakukan pembakaran batu bara setelah kurangnya komoditas tersebut menyebabkan minimnya pemanas.
China mendorong impornya pada bulan November, dengan pembelian rebound dari level terendah tiga bulan saat penyedia layanan energi berupaya mengisi persediaan menjelang memuncaknya permintaan musim dingin.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah patokan global melonjak ke level tertinggi sejak Juni 2015 pada perdagangan saat pipa utama Laut Utara ditutup untuk perbaikan.
Brent untuk pengiriman Februari ditutup menguat 1,29 poin di level US$64,69 barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, level tertinggi sejak 2015.
Adapun minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari berakhir naik 0,63 poin di level US$57,99 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir.
Dilansir Bloomberg, Forties Pipeline System, salah satu saluran minyak terpenting di dunia, harus dihentikan sepenuhnya setelah ditemukan sebuah retakan. Perbaikan akan memakan waktu sekitar dua pekan, menurut juru bicara operator pipa, Ineos.
Pengumuman tersebut mendorong kenaikan harga yang sebagian besar telah diredam dalam sepekan terakhir setelah kesepakatan OPEC utama untuk memperpanjang pembatsan produksi hingga akhir 2018.
"Brent sedang melonjak. Anda benar-benar tidak memiliki banyak persediaan cadangan sebelum situasi pasokan menjadi masalah," kata Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA Inc, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/12/2017).
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
11 Desember | 94,80 (+1,50%) |
8 Desember | 93,40 (+1,14%) |
7 Desember | 92,35 (+0,27%) |
6 Desember | 92,10 (+0,55%) |
5 Desember | 91,60 (-0,38%) |
Sumber: Bloomberg