Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Libur Thanksgiving, Mayoritas Indeks di Wall Street Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 64,65 poin atau 0,27% ke level 23.526,18, sedangkan indeks Standard & Poors 500 kehilangan 1,95 poin atau 0,08% ke 2.597,08 dan Nasdaq Composite bertambah 4,88 poin atau 0,07% ke level 6.867,36.
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat melemah pada perdagangan Rabu, (22/11/2017) dengan saham layanan telekomunikasi termasuk penggerak terbesar sementara sektor energi menguat sejalan dengan kenaikan minyak mentah.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 64,65 poin atau 0,27% ke level 23.526,18, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 1,95 poin atau 0,08% ke 2.597,08 dan Nasdaq Composite bertambah 4,88 poin atau 0,07% ke level 6.867,36.

Sektor energi pada indeks Standard & Poor’s 500 menguat 0,4% karena harga minyak mentah AS melonjak 2,1%.

Saham Verizon dan AT&T masing-masing naik 2% dan 1,6% menyusul spekulasi keuntungan dari rencana pemerintah AS untuk membatalkan kebijakan net neutrality yang diberlakukan oleh pemerintahan Obama.

Adapun net neutrality merupakan sebuah prinsip dimana penyedia jasa internet (ISP) harus bersikap adil terhadap semua penyedia konten internet dan tidak membatasi hak akses pelanggan. Hal ini berarti seluruh konten harus dapat diakses dengan kecepatan dan kualitas yang sama.

Kim Forrest, analis riset ekuitas senior di Fort Pitt Capital Group mengatakan saham-saham tersebut naik mengingat ini merupakan akhir dari net neutrality yang telah dicanangkan sejak tahun 2015.

"Mereka akan diizinkan untuk membebankan biaya kepada pencetus data agar lebih akurat mencerminkan kecepatan dan volume data," ungkapnya, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, Saham Hewlett Packard Enterprise merosot 7,2% setelah Chief Esecutive perusahaan, Meg Whitman, mengatakan bahwa dia akan mengundurkan diri pada bulan Februari.

Sementara itu, dalam Fed Minutes yang dirilis kemarin (Rabu,22/11), pejabat the Fed melihat adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat bahkan saat inflasi yang masih lemah yang hangat mendorong perpecahan pada kebijakan dan karena kekhawatiran stabilitas keuangan terpangkas.

Namun, investor saham tidak terkejut dengan risalah tersebut dan pasar nyaris tidak bergerak setelah perilisan risalah.

"Tidak banyak sentimen penggerak dalam the Fed minutes," kata John Velis, wakil presiden Strategi Makro Global di State Street Global Markets.

Volume perdagangan cenderung tipis menjelang liburan Thanksgiving pada hari Kamis dan penutupan awal pada hari Jumat. Sekitar 5,18 miliar saham diperdagangkan di bursa AS, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,66 miliar saham selama 20 sesi terakhir. Tahun lalu, volume selama perdagangan sebelum Thanksgiving mencapai 6,51 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper