Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Shanghai Catat Pekan Terburuk, CSI 300 Mampu Menguat

Indeks Shanghai Composite terus tertekan di zona merah pada penutupan perdagangan hari keempat berturut-turut, Jumat (17/11/2017), sekaligus pekan terburuk dalam tiga bulan, di tengah kekhawatiran seputar kesehatan ekonomi China.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Shanghai Composite terus tertekan di zona merah pada penutupan perdagangan hari keempat berturut-turut, Jumat (17/11/2017), sekaligus pekan terburuk dalam tiga bulan, di tengah kekhawatiran seputar kesehatan ekonomi China.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,48% atau 16,34 poin di level 3.382,91, setelah dibuka turun 0,19% atau 6,57 poin di level 3.392,68.

Saham dengan kenaikan persentase terbesar pada indeks Shanghai Composite adalah SJEC Corp. dengan 10,03%, diikuti Anxin Trust Co. Ltd. dan Zhongzai Resources and Environment Co. Ltd. yang masing-masing menguat 4,84% dan 4,57%.

Adapun saham dengan pelemahan terbesar pada indeks adalah Shandong Tyan Home Co. Ltd. yang merosot 10,02%, disusul Tederic Machinery Co. Ltd. dan Ginwa Enterprise Group Inc. yang masing-masing melemah 10,01% dan 10%.

Di sisi lain, indeks CSI 300 di Shenzhen mampu berakhir menguat 0,39% atau 15,84 poin di level 4.120,85, setelah dibuka turun 0,27% atau 10,93 poin di posisi 4.094,08.

Dilansir Reuters, indeks CSI300 telah naik 0,2% sedangkan indeks Shanghai Composite merosot 1,5% sepanjang pekan ini.

Data yang dirilis pada Selasa (14/11) menunjukkan bahwa tenaga perekonomian China mengendur pada Oktober, setelah angka produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel meleset dari ekspektasi.

Performa ketiga indikator penting ekonomi China tersebut melambat seiring dengan upaya pemerintah memperpanjang tindak keras terhadap risiko utang dan polusi pabrik.

Kinerja sektor dilaporkan variatif pada perdagangan hari ini. Perusahaan perbankan dan infrastruktur memimpin kenaikan sektor, masing-masing sebesar 2,8% dan 1,7%.

Sementara itu, saham konsumen dan kesehatan membebani pasar, saat investor membukukan keuntungan pasca kenaikan baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper