Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. membukukan laba usaha sebesar Rp3,83 triliun hingga kuartal III/2017. Laba usaha tersebut tumbuh tipis dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,6%.
Laba usaha tersebut bersumber dari pertumbuhan pendapatan serta didukung oleh implementasi program peningkatan efisiensi operasional.
Perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan konsolidasian tumbuh menjadi Rp22,6 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp21,54 triliun.
Pendapatan data kembali menyumbang sebagian besar total pendapatan. Pendapatan dari layanan data selular tercatat sebesar Rp18,73 triliun atau naik 4,7% dari Rp17,89 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan nondata pun masih mencatat pertumbuhan sebesar 5,6% dalam sembilan bulan pertama 2017 menjadi Rp3,83 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,63 triliun.
Jumlah pelanggan selular hingga kuartal III/2017 mencapai 97 juta pelanggan, meningkat sebesar 15,4 juta pelanggan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Indosat Ooredoo telah membangun 6.035 BTS tambahan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana 94% di antaranya merupakan BTS 3G dan 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi," papar direksi Indosat dalam keterangan resmi, Rabu (15/11/2017).
Lebih lanjut, beban operasional perusahaan selama kuartal III/2017 meningkat 3,3%, di bawah tingkat pertumbuhan pendapatan, sehingga perusahaan berhasil meningkatkan laba usaha sebesar 14,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi EBITDA, Indosat Ooredoo membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 4,7% menjadi Rp9,9 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,5 triliun, dengan marjin EBITDA sebesar 43,9%.
Total utang dari pinjaman bank dan obligasi sepanjang kuartal III/2017 juga mengalami pengurangan sebesar Rp2,4 triliun atau menurun sebesar 11,8% dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya. Porsi utang dalam denominasi USD turun sebesar 76,1% dari USD186,4 juta (mewakili 12% dari total utang) pada kuartal III/2017 menjadi sebesar USD44,6 juta (mewakili 3% dari total utang).
Penurunan total utang telah menambah efisiensi pada biaya keuangan sebesar Rp136 miliar atau turun 7,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.