Bisnis.com, JAKARTA - Korporasi tambang milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk., membukukan laba bersih Rp2,63 Triliun pada kuartal III/2017 atau meningkat 150% dibandingkan dengan Rp1,05 triliun pada periode yang sama 2016.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan pencapaian laba bersih itu ditopang oleh kinerja penjualan perusahaan yang meningkat dalam 9 bulan pertama 2017. Menurutnya, volume penjualan perseroan dalam periode Januari–September 2017 mencapai 17,24 juta ton atau meningkat 13,8% dibandingkan dengan 15,14 juta ton pada periode yang sama 2016.
Dengan penjualan itu, perseroan membukukan pendapatan selama 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2017 sebesar Rp13,22 triliun atau naik 26% dibandingkan dengan Rp10,04 triliun pada periode yang sama 2016. "Peningkatan volume penjualan itu otomatis meningkatkan pendapatan," katanya dalam konferensi pers, Kamis (19/10).
Harga jual rata-rata batubara sendiri mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan Indonesia Coal Index (ICI) dan Harga Batubara Acuan (HBA). Harga jual rata-rata meningkat sebesar 15% sampai kuartal III/2017 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sampai kuartal III/2017, penjualan batubara ke pasar domestik mencapai 1,83 juta ton atau naik 20,0% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Porsi penjualan batubara untuk pasar domestik pada periode Januari-September 2017 sebesar 63,9% dan porsi untuk pasar ekspor sebesar 36,1%.
Menurutnya, peningkatan penjualan tersebut dipengaruhi oleh permintaan ekspor atas batubara Bukitasam-48 sebesar 2,19 juta ton serta Bukitasam-50 sebesar 1,54 juta ton sedangkan permintaan domestik atas batubara Bukitasam-50 meningkat 1,61 juta ton.
Total produksi batubara Bukit Asam dalam periode Januari-September 2017 mencapai 16,91 juta ton atau meningkat 30,3% dibandingkan dengan 12,98 juta ton pada periode yang sama 2016 sedangkan pembelian mencapai 300.000 ton. Sementara itu, jumlah batubara yang diangkut menggunakan kereta api dalam periode Januari- September 2017 mencapai 15,79 juta ton atau naik 24,5% dibandingkan dengan 12,68 juta ton pada periode yang sama 2016.