Bisnis.com, JAKARTA –Dolar Australia (AUD) berpeluang terkoreksi akibat terbebani hasil review stabilitas keuangan Reserve Bank of Australia (RBA) yang pesimistis. Di samping itu, neraca dagang China diperkirakan akan turut membebani perdagangan AUDUSD.
Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya menyampaikan, kedua sentimen tersebut memberi peluang perlemahan angka AUD terhadap dollar AS.
Berdasarkan data yang rilis pada Jumat (13/10), data dagang China menunjukkan penurunan sebesar 193.000 miliar yuan pada September 2017. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan pelaku pasar sebesar 266.000 miliar yuan.
Sementara pada periode sebelumnya, terjadi surplus neraca dagang China sebesar 287.000 miliar yuan.
ATPF mengatakan, secara umum nilai mata uang AUDUSD masih berpotensi melemah jelang rilis data inflasi dan retail sales AS yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.
Namun demikian, dalam jangka pendek ada pula kemungkinan menguatnya AUD jika greenback tertekan karena hasil FOMC yang dovish.
Pada perdagangan Jumat (13/10) pukul 10:30 WIB mata uang dolar Australia (AUD) naik tipis 0,0014 poin atau 0,18% menuju 0,7834 per dolar AS. Level ini menguat untuk hari keempat terhadap dolar AS.